Rancangan Damai Sejahtera
Tulisan berikut ini merupakan rangkuman kotbah (sermon resume) dengan beberapa penyesuaian; Dari Ibadah Raya Minggu House of Perazim Family (HOPE Family) pada tanggal 01 Januari 2023, dengan judul "Rancangan Damai Sejahtera" yang bisa di dengar ulang di tautan ini atau di dengar melalui Video dibawah ini :
TUHAN kita adalah api yang menghanguskan (Ulangan 4:24). Api yang selalu menyala. Sebagai umat pilihan-Nya, Ia ingin supaya kita “menyala-nyala” oleh Api-Nya yang membakar hati dan hidup kita.
Sekalipun situasi kondisi hari-hari ini sepertinya “menarik” atau “mengkondisikan” roh kita untuk “terlelap” dan menjadi biasa-biasa memasuki pergantian tahun. Tetapi kita mau memastikan di awal tahun 2023 ini, roh kita tetap menyala-nyala!
Kebanyakan orang menggunakan momen awal tahun untuk membuat resolusi dan mengharapkan sesuatu di tahun yang baru. Namun jika kita lihat di dalam Perjanjian Lama tepatnya pada zaman raja-raja Israel.
Momen pergantian tahun adalah waktu yang sangat dinanti-nantikan untuk memulai peperangan yang baru (2 Samuel 11). Dimana untuk memulai peperangan yang baru, bangsa Israel harus melupakan kekalahan maupun kemenangan yang telah terjadi di tahun sebelumnya. Kemudian membangun keyakinan yang kuat untuk mengalami kemenangan yang baru.
.jpg)
Tema kita di tahun 2023 adalah “Take Your Position”. Sebelum kita memulai “peperangan” yang baru di tahun ini. Kita perlu melepaskan segala sesuatu di tahun 2022 dan tidak menyayangkan apapun yang TUHAN minta. Sekalipun itu adalah hal-hal indah yang menjadi hak/bagian kita.
Percayalah ketika kita menyerahkan segala sesuatu kepada TUHAN, ada kemuliaan yang lebih besar yang Ia sediakan.
(Baca Juga : Pembahasan Khusus Tema “Take Your Position”)
Selain itu, kita juga harus memiliki keyakinan yang kuat akan masa depan kita di dalam TUHAN. Tanpa sebuah keyakinan, kita akan kesulitan mengambil posisi yang benar (sesuai dengan yang TUHAN mau) dan melihat/menonton kemenangan oleh karena TUHAN yang berperang bagi kita.
KEYAKINAN SEPERTI APA YANG HARUS DIBANGUN OLEH UMAT-NYA SEBELUM KITA “TAKE OUR POSITION?”
Yeremia 29:11 (TB)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
TUHAN selalu merancangkan rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan atau kerugian. Ia tidak pernah berlaku curang atau berbohong, tapi justru merancangkan yang terbaik, untuk kita mengalami hari depan yang penuh harapan. Dia Allah yang Maha Dahsyat yang memberi Firman dan akan menggenapi-Nya (Mazmur 33:9).
Namun yang menentukan tergenapi atau tidak adalah ‘kepercayaan/keyakinan’ kita kepada Dia. Sungguh mudah untuk mempercayai perkataan-Nya, ketika segala sesuatunya ‘mendukung’ namun bagaimana jika kondisi tersebut justru sebaliknya?
KONDISI BANGSA ISRAEL
DI BABEL

Firman dari kitab Yeremia ini, diberikan oleh TUHAN kepada bangsa Israel bukan pada momen perayaan tahun baru seperti yang biasa kita lakukan. Tetapi pada kondisi yang sangat sulit di tahun kedua pembuangan di Babel, melalui perantaraan Nabi Yeremia.
Bangsa Israel yang begitu disegani, dikenal sebagai bangsa yang disertai oleh Allah, bangsa yang menerima janji TUHAN, dan lain sebagainya. Tiba-tiba berada di dalam pembuangan menjadi warga kelas dua, direndahkan dan tidak mendapatkan hak yang seharusnya.
Banyak hal yang hilang dari hidup mereka. Di tengah beratnya kehidupan yang dialami, tidak heran jika mereka begitu merindukan kehidupan sebelum di pembuangan, karya pembebasan dari TUHAN atau ‘kabar baik’ yang dapat memberikan kelegaan atas hidup mereka.
Namun kabar yang mereka terima justru sebaliknya, ayat sebelumnya berbunyi demikian :
Yeremia 29:10 (TB)
Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini.
Pembebasan yang mereka nanti-nantikan justru akan terjadi enam puluh delapan (68 tahun) kemudian. Jadi bukan besok, bulan depan, atau satu tahun lagi.
Kabar yang diharapkan dapat melegakan justru malah mendatangkan “kesesakan”. Mungkin mereka sendiri akan bertanya, dimana letak “Rancangan Damai Sejahtera” yang TUHAN maksud?
Tidak heran jika bangsa Israel justru lebih tertarik dengan kabar yang disampaikan oleh Hananya dibandingkan kabar yang diberitakan oleh Yeremia. Hananya menubuatkan bahwa mereka hanya satu-dua tahun lagi berada di masa pembuangan (Yeremia 28).
MEMANDANG KASIH SETIA TUHAN PADA ISRAEL

Tujuh puluh (70 tahun) memang bukanlah waktu yang sebentar. Tapi jika kita melihat sejarah perjalanan bangsa Israel :
- Bagaimana bangsa Israel diperbudak oleh Mesir selama 400 tahun
- Sekitar 330 tahun lamanya (722-605 SM). TUHAN menunggu bangsa Israel khususnya Kerajaan Yehuda untuk berbalik dari kejahatannya. Dari pemerintahan raja Rehobeam sampai raja Yoyakim (total 17 raja).
Beberapa kejadian penting yang terjadi pada periode ini :
- Tahun 721 SM ~ Jatuhnya kerajaan Israel Utara oleh kerajaan Asyur. Sisa bangsa Israel yang di bawa ke Asyur, sekarang dikenal sebagai orang Samaria (bangsa Israel yang bercampur).
- Tahun 605 SM ~ Penyerangan atas Yerusalem pada tahun ke-4 pemerintahan raja Yoyakim (tahun pertama raja Babel, Nebukadnezar II)
- Pembuangan awal : Sejumlah tenaga ahli dan bangsawan termasuk Daniel dan teman-temannya.
- Bangsa Israel dari Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) terdiri dari suku Lewi, Benyamin, dan Yehuda. Merekalah yang mewakili bangsa Israel masuk ke dalam pembuangan di Babel.
Sebetulnya 70 tahun dalam pembuangan di Babel adalah waktu yang lebih singkat. Jika kita bandingkan dengan kesempatan, kebaikan dan kesetiaan TUHAN “menunggu” bangsa Israel.
Bahkan dalam Yeremia 25, tercatat bahwa TUHAN bukan hanya menunggu tapi secara proaktif mengirim nabi-nabi-Nya supaya bangsa Israel mengalami pertobatan.
Pembuangan ke Babel adalah bentuk Kasih setia TUHAN kepada bangsa Israel. Memang terdengar aneh, sesuatu yang menyesakkan, menguras air mata, dan lain sebagainya. Justru menjadi bukti bahwa TUHAN begitu mengasihi Israel.
Ibrani 12:10 (TB)
Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya
Amsal 3:12 (TB)
Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.
TUHAN tidak pernah meninggalkan Israel, justru TUHAN sendiri yang berinisiatif menyatakan kasih-Nya dengan memberi jalan dan kesempatan untuk terjadinya pemulihan. Inilah salah satu maksud TUHAN memberikan waktu 70 tahun tersebut.
Yeremia 29:12-13 (TB)
12) Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 13) apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.
Bayangkan TUHAN yang begitu “sibuk” untuk mengurus seluruh alam semesta, mau memberi waktu-Nya mendengarkan seruan umat-Nya, bukankah itu luar biasa?

Bukan hanya mendengar, tapi Ia pribadi yang berkenan ditemui, bisakah kita bertemu dengan seorang Presiden secara cuma-cuma, tanpa harus membuat janji terlebih dahulu?
TANTANGAN MEMPERCAYAI JANJI
Seringkali, kita berpikir bahwa rancangan damai sejahtera TUHAN itu bicara tentang sesuatu yang indah, tenang, damai, semuanya berjalan lancar sesuai dengan impian dan harapan kita.
Padahal esensi dari rancangan damai sejahtera itu adalah “TUHAN selalu menyertai kita”.
Tidak peduli seberapa lama waktu yang harus dilalui/dilewati dan seberapa banyak tantangan, badai, gelombang yang harus dihadapi. Di dalam TUHAN kita aman.
Justru tak ada artinya ketenangan, pencapaian mimpi, harapan, dan lain sebagainya ketika TUHAN justru tidak menyertai kita.
Namun apa saja yang menjadi tantangan untuk mempercayai sepenuhnya rancangan/janjiTUHAN atas hidup kita?
- Membandingkan dengan Masa Lalu ~ Kondisi yang sulit di Babel akan membuat bangsa Israel cenderung membandingkan kehidupan/kondisi mereka yang lebih baik sebelum di pembuangan.
Hal ini yang membuat mereka gagal melihat kebaikan TUHAN. Sehingga hari-hari mereka di Babel dipenuhi dengan penyesalan, ratapan, keluhan dan lain sebagainya.
- Pesimistis dengan Masa Depan ~ Dengan berubahnya status mereka dari bangsa yang disegani menjadi “buangan” tentu akan menjadi pukulan hebat bagi kepercayaan diri (mental) mereka.
Hal ini akan menyebabkan mereka merasa rendah diri, gagal, merasa kecil (inferior), dan lain sebagainya.
Sehingga mereka tidak lagi berlaku seperti layaknya orang normal hidup dengan mendirikan rumah, berkebun, menikah, beranak cucu, dan lain sebagainya.
- Mempercayai Informasi yang Keliru ~ Banyaknya “nabi” di Israel yang menyampaikan nubuatan yang tidak berasal dari TUHAN. Menyebabkan cara pandang mereka terhadap janji TUHAN menjadi kacau.
Anggapan bahwa TUHAN itu tidak tepat janji, berbohong, curang, dan sebagainya, dapat membuat mereka sulit mempercayai atau cenderung pasrah ketika mendengar berita benar yang disampaikan oleh Nabi Yeremia bahwa mereka akan mengalami pembebasan setelah genap 70 tahun di Babel.
HIDUP DALAM ARAHAN TUHAN
Karena itulah TUHAN mengarahkan/memerintahkan Bangsa Israel untuk berdamai dengan diri mereka sendiri. Sekalipun mereka berada di dalam pembuangan, tetapi mereka harus berlaku ‘normal’ seperti bangsa yang tidak sedang berada didalam pembuangan.
Dan berikut beberapa arahan TUHAN selama mereka didalam pembuangan berdasarkan Yeremia 29:4-9 :
Yeremia 29:4-9 (TB)
4) ”Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel, kepada semua orang buangan yang diangkut ke dalam pembuangan dari Yerusalem ke Babel: 5) Dirikanlah rumah untuk kamu diami; buatlah kebun untuk kamu nikmati hasilnya; 6) ambillah isteri untuk memperanakkan anak laki-laki dan perempuan; ambilkanlah isteri bagi anakmu laki-laki dan carikanlah suami bagi anakmu perempuan, supaya mereka melahirkan anak laki-laki dan perempuan, agar di sana kamu bertambah banyak dan jangan berkurang! 7) Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. 8) Sungguh, beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel: Janganlah kamu diperdayakan oleh nabi-nabimu yang ada di tengah-tengahmu dan oleh juru-juru tenungmu, dan janganlah kamu dengarkan mimpi-mimpi yang mereka mimpikan! 9) Sebab mereka bernubuat palsu kepadamu demi nama-Ku. Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman Tuhan.
#1 MENDIRIKAN RUMAH
Bicara tentang meninggalkan sikap menganggap diri tidak bisa melakukan apa-apa, merasa gagal, berkaca pada masa lalu, rendah diri dan lain sebagainya.
#2 BERKEBUN
Mengerjakan apapun yang ada dihadapan kita dengan yang terbaik dan sesuai arahan TUHAN. Dan ada beberapa etika kerja yang harus kita bangun sesuai dengan Efesus 6:5-8, yaitu :
- Menghargai dan menghormati pemimpin di tempat kita bekerja, terlepas mereka adalah orang yang takut akan TUHAN atau tidak.
Hormati dan taati mereka sebagai orang yang berotoritas atas hidup kita, sesuai dengan Firman TUHAN. Bukan semata-mata karena mereka yang menentukan maju atau mundurnya karir kita ke depan.
- Tidak mengeluh dan sigap dengan setiap tugas yang diberikan oleh pemimpin
- Bersikap sopan dan santun ketika berbicara atau berinteraksi dengan pemimpin
- Tidak mengambil bagian untuk membicarakan atau menyetujui setiap keluhan yang disampaikan oleh rekan kerja mengenai pemimpin. Sekalipun apa yang disampaikan sesuai dengan fakta yang ada.
#3 MENIKAH

Menikah dengan cara yang benar. Bukan karena ada “kesempatan”, keterdesakan, dan lain sebagainya. Memiliki pasangan atau tidak, yang terpenting adalah apakah Tuhan menyertai hidup kita.
#4 MENGUSAHAKAN KESEJAHTERAAN KOTA

Mengambil bagian secara strategis maupun non-strategis untuk memberkati tempat dimana kita dipercayakan (keluarga, kantor, pemerintahan, dll). Dengan motivasi supaya nama TUHAN ditinggikan, bukan supaya kita terkenal, dihargai, kaya raya dan lain sebagainya.
#5 MILIKI KETERHUBUNGAN YANG BENAR

Terhubunglah dengan nabi yang benar. Terhubung dengan seseorang bukan berarti kita mengidolakannya. Tujuan kita terhubung dengan orang yang tepat supaya kita dapat mendengar arahan yang benar. Sama seperti Daniel yang memegang nubuatan dari Nabi Yeremia.
Orang benar dan memiliki perilaku yang benar merupakan dua hal yang berbeda. Kita menjadi orang benar karena iman kita kepada Kristus (dibenarkan oleh darah Yesus Kristus).
Namun memiliki perilaku yang benar (hidup benar) merupakan suatu keputusan. Oleh karena itu, pastikan kita menjadi orang benar yang perilakunya juga benar, karena itu yang Tuhan mau dari hidup kita.
DANIEL SANG
PEMEGANG JANJI

Daniel 9:2 (TB)
Pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun
Daniel termasuk dalam rombongan pertama yang mengalami pembuangan di Babel. Namun Daniel menjadi orang yang sangat dipercaya dan disegani sekalipun berada di dalam pembuangan.
Ia mempelajari dengan tekun dan berpegang pada nubuatan yang disampaikan oleh nabi Yeremia. Hal ini yang membuat Daniel mendapatkan kehormatan dari TUHAN untuk melihat situasi akhir zaman (Daniel 10).
Kehidupan Daniel menjadi gambaran bahwa mempercayai janji TUHAN adalah keputusan pribadi yang harus kita buat.
Daniel tidak terjebak di masa lalu, merasa rendahan, mengeluh dan lain sebagainya. Tetapi Daniel menjadi pribadi yang setia memegang dan mendeklarasikan janji TUHAN bahkan sampai 70 tahun lamanya.
PENGGENAPAN JANJI

2 Tawarikh 36: 22-23 (TB)
22) Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, Tuhan menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini: 23) ”Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, Tuhan, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!”
Pembebasan bangsa Israel terjadi pada zaman raja Koresh dari kerajaan Persia. Kelahiran raja Koresh telah dinubuatkan sebelumnya oleh nabi Yesaya (Yesaya 45:13). Koresh TUHAN pakai untuk membebaskan bangsa Israel dan membangun kembali bait Allah.
Bahkan Koresh sendiri yang menyiapkan segala sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan bait Allah dan mengembalikan perkakas-perkakas bait Allah yang pernah dirampas pada zaman raja Nebukadnezar.
Dari bangkitnya raja Koresh kita dapat belajar bahwa :
- Tuhan dapat memakai siapapun untuk menggenapi janji-Nya bahkan bangsa yang tidak mengenal Tuhan sekalipun.
- Dia sudah menyiapkan semua jalurnya/track-nya.
- Tuhan mengembalikan apa yang hilang, bahkan seringkali kita akan menikmatinya berkali-kali lipat

Tuhan tidak asal-asalan ketika berjanji kepada kita, Dia tidak bermain-main ketika sudah berfirman kepada kita. Ketika Tuhan menyampaikan Firman-Nya, kitalah yang seringkali meragukan dan berpikir “Bagaimana bisa? Bagaimana caranya?”.
Padahal saat Tuhan memberi Firman, Tuhan sudah menyiapkan semua perangkatnya supaya Firman tersebut tergenapi.
Bagian kita adalah mau percaya atau tidak.
DAMPAK DARI KEYAKINAN KITA TERHADAP TUHAN

Ketika kita yakin dan memegang dengan kuat bahwa rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera maka:
- Damai sejahtera yang melampaui segala akal termanifestasi dalam hidup kita. Kita mampu untuk mengontrol emosi, sekalipun diperhadapkan dengan orang-orang yang merendahkan atau memperlakukan kita dengan tidak adil.
Bahkan kita akan tetap tersenyum dan bersorak-sorai ketika berada dalam kondisi yang sulit.
- Kita selalu menemukan alasan untuk mengucap syukur. Sekalipun ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan dan harapan kita.
- Kita mampu menutup mulut kita untuk berkeluh kesah, bahkan menutup kritik pedas terhadap pemimpin-pemimpin di tempat kita bekerja.
Mari ubah mindset kita, apapun kondisinya, kita yakin bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan kasih setia-Nya tidak pernah beranjak dari hidup kita. Kita mau tahun ini kita lewati dengan penuh sukacita dan sorak-sorai!
Dibuat pada :
Senin, 30 Januari 2023
-------------------------------------------------
Disarikan oleh :
Sola Gracia Agshelica
-------------------------------------------------
Disunting oleh :
Daniel Alexandra
-------------------------------------------------