Take Your Position

Tulisan berikut ini merupakan rangkuman kotbah (sermon resume) dengan beberapa penyesuaian; Dari Ibadah Raya Minggu House of Perazim Family (HOPE Family) pada tanggal 08 Januari 2023, dengan judul "Take Your Position" yang bisa di dengar ulang di tautan ini atau di dengar melalui Video dibawah ini :

Mengetahui musim dan waktu yang TUHAN tentukan bagi umat-Nya adalah hal yang penting. Raja-raja Israel menggunakan momen akhir atau permulaan tahun, sebagai persiapan untuk peperangan yang baru. Memasuki tahun 2023 ada sebuah “peperangan” yang akan dihadapi, namun kita harus meyakini bahwa bersama dengan TUHAN, kita akan menyelesaikan tahun ini dengan kemenangan.

Kabar semakin membaiknya kondisi kesehatan Kak Shinta dan akan segera dilakukannya operasi pengangkatan sel kanker. Menjadi salah satu bukti kemenangan yang TUHAN sedang kerjakan ditengah keluarga Kak Yongki dan Rumah Rohani ini. Tidak berhenti hanya disini saja, pesan yang sama didapatkan juga oleh beberapa hamba TUHAN yang bergerak dalam pergerakan Apostolik Profetik.

Ps. Bill Johnson, dari Bethel Church (Redding, Amerika Serikat) mengangkat tema “Year of Victory” untuk tahun 2023 ini. Hal ini meneguhkan bahwa kita tidak berjalan sendirian, tapi kita sedang bergerak bersama sebagai tubuh Kristus dalam track nya TUHAN.

2 Tawarikh 20:17 (TB)

Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, TUHAN akan menyertai kamu.”

2 Chronicles 20:17 (NLT)

But you will not even need to fight. Take your positions; then stand still and watch the Lord’s victory. He is with you, O people of Judah and Jerusalem. Do not be afraid or discouraged. Go out against them tomorrow, for the Lord is with you!”

Ayat ini menjadi janji dan tuntunan yang TUHAN berikan. “Tinggalah berdiri ditempatmu” diterjemahkan menjadi “Take Your Position” dalam versi NLT (New Living Translation).

“Take Your Position : Stand Still & Watch God’s Victory” menjadi tema besar yang TUHAN arahkan bagi keluarga besar GPK HOPE Family di tahun ini. Take Your Position bicara tentang posisi Rohani.

Mempertahankan Posisi Rohani yang benar membutuhkan konsistensi. Karena seringkali kita sudah mengambil posisi, namun posisi itu berubah/beralih dari tempatnya.

Memastikan diri untuk tetap berdiri dalam posisi yang TUHAN inginkan adalah hal yang penting sebelum kita menonton/menyaksikan kemenangan demi kemenangan yang TUHAN sediakan.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Take Your Position, mari kita belajar terlebih dahulu kisah yang melatarbelakangi janji TUHAN yang kita dapatkan di tahun ini.

RAJA YOSAFAT

Sumber Gambar : watv.org

Kitab 2 Tawarikh 20, Menceritakan raja keempat Yehuda bernama Yosafat yang merupakan keturunan dari raja Asa (raja ketiga Yehuda). Dan berikut beberapa hal menarik dari kehidupan raja Yosafat :

  • Ia mengasihi TUHAN dan mengikuti cara hidup Daud bapa leluhurnya
    (2 Taw 17:3).
  • Yosafat adalah pribadi yang mengembalikan posisi Rohani Yehuda yang menyimpang. Dimana pada zaman itu bangsa Israel banyak terlibat dalam penyembahan berhala
    (2 Tawarikh 17:6).
  • Yosafat mengadakan “pendalaman Alkitab” di Yehuda (2 Taw 17:7-9)
  • Ia mengembalikan penyembahan yang benar kepada Yahwe, Allah Israel dan menghapuskan pelacuran bakti yang sudah ada sejak zaman raja Asa
    (1 Raj 22:47).

SEMBURIT & PELACUR BAKTI

1 Raja-raja 22:46 (22-47) (TB)
Dan sisa pelacuran bakti yang masih tinggal dalam zaman Asa, ayahnya, dihapuskannya dari negeri itu.
1 Kings 22:46 (KJV)
And the remnant of the sodomites, which remained in the days of his father Asa, he took out of the land.

“Pelacuran bakti” diterjemahkan dengan “Sodomites”, dalam bahasa Ibrani ditulis “qadesh” yang mengarah kepada “semburit bakti”. Dalam kitab Ulangan 23:17-18, dicatat bahwa dalam penyembahan kepada baal terdapat :

  • Semburit Bakti (Pelayan lelaki) ~ bertugas melayani jemaat wanita dan jemaat pria secara seksual
  • Pelacur bakti (pelayan wanita) ~ bertugas melayani jemaat pria secara seksual
  • Semburit bakti inilah yang disebut dengan LGBT pada zaman sekarang.

Penyembahan berhala dan aktivitas semburit dan pelacur bakti berawal dari bangsa Amon dan Moab :

  • Moab adalah keturunan dari Anak Perempuan pertama Lot (Kejadian19:37)
  • Sedangkan Amon adalah keturunan dari anak perempuan kedua Lot (Kejadian 19:38)
  • Diperkirakan yang menginspirasi kedua anak Lot untuk bersetubuh dengan Ayah mereka sendiri (Kejadian 19:32) adalah budaya dari Sodom dan Gomora. Spirit perzinahan dan percabulan dari Sodom dan Gomora ini ‘tertular’ kepada keluarga Lot dan menghasilkan sebuah hubungan yang tidak berkenan kepada TUHAN.
  • Begitu berbahayanya spirit perzinahan percabulan ini yang menjadi salah satu alasan TUHAN menghancurkan Sodom dan Gomora (Kejadian 19:24)

KETAKUTAN RAJA YOSAFAT

Sumber gambar : gettyimages

Dalam 2 Tawarikh 20:1-4, Bangsa Moab, Amon dan orang-orang Meunim bergabung untuk menyerang kerajaan Yehuda. Belum ada catatan khusus berapa jumlah spesifik kekuatan pasukan gabungan ini. Yang jelas kekuatan besar ini berhasil membuat Yehuda dan Yosafat ketakutan.

Kekuatan pasukan Yehuda berdasarkan
2 Tawarikh 17:13-19, berjumlah sekitar satu juta seratus enam puluh ribu (1.160.000) jiwa. Dimana mereka bukan pasukan biasa, tetapi pasukan yang gagah perkasa. Jumlah yang jauh lebih banyak jika kita bandingkan dengan Triwira pada zaman Raja Daud yang terkenal sangat mematikan (2 Samuel 23:8-39).

Bisa disimpulkan bahwa kekuatan militer yang dimiliki Yosafat tidak bisa dianggap remeh. Bahkan TUHAN sendiri yang membuat bangsa-bangsa sekeliling tidak berani sama sekali dengan Yehuda. Mereka dengan rela hati memberikan upeti kepada Yosafat sebagai tanda penghormatan
(2 Tawarikh 17:10-11).

Namun apakah yang menjadi alasan, sehingga Moab, Amon dan orang-orang Meunim tiba-tiba bangkit dan berani melawan kerajaan Yehuda yang begitu kuat dan disegani?

Jawabannya karena ada beberapa ketidakakuratan yang Yosafat lakukan, namun hal ini akan dibahas lebih dalam di edisi selanjutnya. Dalam pembahasan kali ini, kita akan belajar bersama-sama salah satu ketidakuratan yang raja Yosafat lakukan selama pemerintahannya.

KETIDAKAKURATAN RAJA YOSAFAT (2 TAWARIKH 18)

Sumber Gambar : JW.org

Salah satu ketidakakuratan yang Yosafat lakukan adalah dengan berbesanan atau bersahabat dengan Ahab, raja Israel. Yosafat mengizinkan ‘ketidakenakannya’ sebagai Besan untuk membantu raja Ahab berperang melawan bangsa Aram.

Kematian raja Ahab (ayat 33-34) dan dikepungnya Yosafat (ayat 31-32) oleh bangsa Aram, menjadi titik mula, dimana musuh melihat “celah” untuk mengalahkan Yosafat dan bangsa Yehuda.

Dosa, pelanggaran, ketidakakuratan selalu membuat kita mengalami ketakutan dan ketidakberdayaan, sekalipun kita memiliki potensi atau kekuatan yang berasal daripada TUHAN
Ketakutan dan ketidakberdayaan akan membuat kita sulit melihat apa yang telah TUHAN karyakan dalam hidup kita di masa lalu atau masa depan.

Pada pemerintahan raja Yosafat, Yehuda sendiri sudah terbiasa melihat bagaimana bangsa-bangsa sekitar takut, gentar dan segan kepada mereka oleh karena TUHAN. Namun ketakutan dan intimidasi membuat Yosafat gagal melihat karya yang telah TUHAN lakukan bagi dirinya dan Yehuda

Dosa, pelanggaran, ketidakakuratan akan membuat potensi seseorang menjadi tidak berarti.

YOSAFAT MENGALAMI KEBANGKITAN

Sumber Gambar : JW.org
2 Tawarikh 20:3 (TB)
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.

Yosafat mengatasi ketakutannya dengan mengambil keputusan mencari TUHAN dan mengakui ketakutannya (2 Taw 20:12). Kemudian ia mendapatkan Janji TUHAN dalam :

2 Tawarikh 20:15 (TB)
dan berseru: ”Camkanlah, hai seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem dan tuanku raja Yosafat, beginilah firman TUHAN kepadamu: Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah.

Ketika Yosafat menerima Firman, selanjutnya bangsa Yehuda memuji TUHAN (ayat 19) dan menyiapkan diri untuk sebuah peperangan yang akan mereka hadapi (ayat 20). Kemudian mereka berunding dan bersepakat untuk mendatangi medan peperangan sambil menaikan nyanyian syukur kepada TUHAN (ayat 21).

TUHAN BERPERANG BAGI YEHUDA

Sumber Gambar : crosswalk.com
2 Tawarikh 20:22 (TB)
Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah.
2 Chronicles 20:22 (KJV)
And when they began to sing and to praise, the LORD set ambushments against the children of Ammon, Moab, and mount Seir, which were come against Judah; and they were smitten.

Ketika bangsa Yehuda menaikan pujian dan sorak-sorai TUHAN mulai bertindak! Kata “penghadangan” berasal dari kata “set ambushments” (KJV), “set ambushes” (Versi Amplified Bible (AMP)) yang artinya “mengatur penyergapan”. Maka dengan tiba-tiba kesatuan bangsa Amon, Moab dan Meuni (orang dari pegunungan Seir) terpecah dan mereka saling bunuh-membunuh (Ayat 23).

Kemenangan yang terjadi oleh Yosafat dan Bangsa Yehuda dimulai ketika mereka bersorak-sorai dan menyembah TUHAN. Perkataan TUHAN yang datang dan mereka terima, melenyapkan dan mengubah ketakutan menjadi iman, keyakinan dan pengharapan akan janji-Nya.

Roma 10:17 (TB)
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

KUASA DARI PUJIAN PENYEMBAHAN & SORAK SORAI

Firman harus menjadi dasar/pondasi/alasan utama mengapa kita bersorak-sorai, memuji dan mendeklarasikan sesuatu. Alasan kita bersorak seharusnya bukan karena kita telah melihat kemenangan, situasi berubah atau adanya keuntungan yang di dapatkan. Tetapi bersoraklah karena Firman datang dalam hidup kita.

Yosafat dan bangsa Yehuda belum melihat kemenangan ketika mereka bersepakat untuk menaikan pujian dan bersorak-sorai kepada TUHAN. Bahkan mereka tidak mengetahui situasi apa yang akan terjadi ketika mendatangi medan peperangan. Yang jelas, alasan mereka bersorak-sorai adalah karena mereka percaya akan perkataan TUHAN.

Kita bisa saja bersorak-sorai dengan sangat ekspresif dan terlihat begitu rohani, tetapi bukan karena menerima Firman. Entah itu karena memang pembawaan kita yang ekspresif (bukan pendiam), hobi bernyanyi dan lain sebagainya. Atau justru karena memang kita sedang mengalami ketakutan, kecemasan, kekhawatiran dan pergumulan yang berat dalam kehidupan.

SORAK SORAI YANG PALSU
(1 SAMUEL 4)

Sumber Gambar : Shutterstock.com

Dalam kitab 1 Samuel 4, Terjadi peperangan antara bangsa Israel dan Filistin di Eben-Haezer. Dimana bangsa Israel terdesak dan hampir terpukul kalah. Melihat kondisi yang tidak mudah tersebut, bangsa Israel mengirim utusan ke kota Silo untuk mengambil Tabut Perjanjian yang mereka percaya menjadi tanda kehadiran Allah ditengah mereka.

Berdasarkan pengalaman, memang Tabut Perjanjian selalu dibawa oleh bangsa Israel di padang gurun hingga mereka menduduki tanah perjanjian yang TUHAN janjikan. Ini yang menjadi alasan mengapa mereka mau repot-repot membawa Tabut Perjanjian dari Silo ke medan pertempuran di Eben-Haezer. Harapannya dengan TUHAN hadir maka TUHAN akan memberikan kemenangan bagi mereka.

Hal ini juga yang menyebabkan bangsa Israel bersorak-sorai dengan begitu kuat dan ekspresif, ketika Tabut Perjanjian tiba di perkemahan mereka. Tercatat bahwa sorakan bangsa Israel berhasil membuat bumi bergetar dan membuat bangsa Filistin ketakutan ketika mendengarnya (1 Samuel 4:5-8).

1 Samuel 4:5 (TB)
Segera sesudah tabut perjanjian Tuhan sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar.

Namun ironisnya, bukan kemenangan yang justru dialami oleh bangsa Israel. Melainkan kekalahan yang begitu besar (1 Samuel 4:10). Tabut Perjanjian memang ada bersama bangsa Israel, tapi sesungguhnya TUHAN tidak ada dalam peperangan itu. TUHAN justru lebih tertarik bersekutu bersama Samuel di Silo.

Kekalahan Bangsa Israel

Selain itu kekalahan bangsa Israel disebabkan karena memang TUHAN tidak berfirman apapun kepada bangsa Israel mengenai peperangan yang sedang mereka hadapi. Sorak-sorai hebat dan ekspresif yang dilakukan bukan lahir dari Firman yang mereka terima, tapi lahir dari ketakutan dan keterdesakan.

Kisah ini mengajarkan kita bahwa TUHAN tidak berkenan dengan sorak-sorai yang lahir dari ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran.

TUHAN hanya berkenan kepada sorak-sorai yang lahir dari Firman yang Ia perkatakan dalam hidup kita.

Ini waktunya untuk kita membenahi dan mengupgrade sorak-sorai kita selama ini. Dari sorak-sorai karena ketakutan/kebutuhan menjadi sorak-sorai karena kita menerima Firman-Nya.

KEMENANGAN YEHUDA

Sumber Gambar : Trivial Devotion
2 Tawarikh 20:25 (TB)
Lalu Yosafat dan orang-orangnya turun untuk menjarah barang-barang mereka. Mereka menemukan banyak ternak, harta milik, pakaian dan barang-barang berharga. Yang mereka rampas itu lebih banyak dari pada yang dapat dibawa. Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya.

Tiga hari lamanya Yehuda harus menjarah barang-barang peninggalan bangsa Amon, Moab dan Meunim. Bisa dibayangkan betapa mengerikan dan besarnya jumlah kekuatan tentara gabungan ini. Tetapi ketika TUHAN berperang, tidak ada musuh yang bisa bertahan seberapapun kuat dan hebatnya mereka.

TUHAN memberikan kemenangan yang gilang gemilang kepada Yosafat dan Yehuda. Kemenangan itu membawa mereka menerima berkat/harta yang berlimpah-limpah, namun harus digarisbawahi, bahwa berkat/harta yang diterima dari sebuah kemenangan yang TUHAN sediakan hanyalah bonus! Jauh lebih penting untuk kita membiasakan/memastikan diri selalu bersorak-sorai, memuji, dan mendeklarasikan Firman yang kita terima dengan ekspresif.

TAKE YOUR POSITION : BERSORAK-SORAI MEMUJI TUHAN

Salah satu penyebab mengapa Firman yang kita terima, seringkali tidak mengubahkan kehidupan kita secara radikal, adalah karena kita begitu pasif. Kita jarang atau enggan untuk bersorak-sorai mendeklarasikan Firman yang kita terima secara rutin. Padahal yang mengawali kemenangan bangsa Yehuda adalah sorak-sorai itu sendiri.

Setiap kita memiliki medan peperangan masing-masing, TUHAN ingin kita maju kedalam arena peperangan sambil bersorak-sorai dan memuji TUHAN. Sama seperti bangsa Yehuda yang maju ke medan pertempuran sambil bersorak-sorai.

Kita tidak boleh berhenti hanya dengan bersorak-sorai memuji TUHAN saja dan tidak pernah melangkahkan kaki ke medan pertempuran. Jangan bersembunyi di kamar doa kita masing-masing. Membuat konser doa, pujian penyembahan dan lain sebagainya.

Berdoa dan menyembah TUHAN itu baik. Tetapi jika kita bersembunyi dibalik aktivitas-aktivitas tersebut, itu tidaklah tepat!

Bersorak-sorailah dikamar doa, karena Firman yang didapatkan, kemudian melangkahlah keluar dan hadapi medan pertempuran kita masing-masing!

Ada tiga hal yang TUHAN ingatkan untuk kita memastikan posisi Rohani yang benar sepanjang tahun ini sehingga kita bisa bersorak-sorai dan memuji TUHAN dari hati yang menerima perkataan-Nya :

#1 BERDAMAI DENGAN MASA LALUMU

Sumber Gambar : Unsplash

Jangan biarkan kegagalan, ketakutan di masa lalu mengintimidasi dan mempengaruhi diri kita. Bahkan kegagalan yang kita alami satu jam atau menit yang lalu. Selama kita belum berdamai dengan masa lalu, kita akan kesulitan bersorak-sorai karena perkataan TUHAN.

2 Tawarikh 20:15 (TB)
Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.”

Yosafat menyadari kesalahan dan ketidakakuratannya di masa lalu dan berdamai dengan ketakutan yang ia alami.

Berdamai dengan cara yang benar ~ Bukan hanya bicara tentang memperbaiki “kesalahan” di masa lalu dan “menerima” situasi/kondisi yang tidak bisa diubah saat ini. Tetapi mencari dan menemukan Ketetapan/Panggilan/Maksud TUHAN dalam hidup kita tentang hari depan.

Untuk memahami lebih dalam tentang “Berdamai dengan Cara yang Benar”, kita perlu melihat proses kehidupan yang telah dilalui oleh Yusuf.

YUSUF

Yusuf dijual ke Mesir oleh Saudara-saudaranya

Yusuf menerima janji TUHAN atas hidupnya melalui mimpi di usia tujuh belas tahun (Kejadian 37:2-11), ia disertai TUHAN sehingga apa yang dikerjakannya selalu berhasil, disukai banyak orang, menjadi berkat (Kej 39:4-5), berjasa atas kehidupan banyak orang (Kej 40) dan lain sebagainya.

Namun, karena belum terjadinya perubahan sikap hati. Yusuf bertumbuh menjadi pribadi yang berfokus kepada dirinya sendiri, hal ini menyebabkan :

  • Ia merasa tidak layak untuk mengalami hal “pahit” dalam hidupnya ~ Sekalipun Yusuf terlihat seperti menerimanya, tetapi luapan hati Yusuf dalam Kejadian 40:15, menggambarkan kondisi hati Yusuf yang sebenarnya.

    Kejadian 40:15 (TB) Sebab aku dicuri diculik begitu saja dari negeri orang Ibrani dan di sini pun aku tidak pernah melakukan apa-apa yang menyebabkan aku layak dimasukkan ke dalam liang tutupan ini.”
  • Yusuf gagal berdamai dengan masa lalunya ~ Sehingga ia mencari cara supaya orang lain mengingat jasa/kebaikannya (Kejadian 40:14). Karena inilah TUHAN harus memperpanjang masa hukuman Yusuf dipenjara dan membuat juru minuman lupa akan jasa Yusuf menafsirkan mimpi, selama dua tahun.
  • Yusuf cenderung pasrah bukan berserah ~ Berserah adalah percaya kepada kedaulatan TUHAN ditengah situasi/kondisi yang sulit atau diluar kendali. Sedangkan pasrah adalah usaha yang dilakukan untuk mengubah situasi agar sesuai dengan harapan dan ekspektasi kita.

PENTINGNYA PERUBAHAN
SIKAP HATI

Sumber Gambar : Unsplash
Sikap hati berkaitan erat dengan cara pandang melihat sesuatu dan berpengaruh besar dalam memahami Ketetapan/Panggilan/Maksud TUHAN dalam kehidupan kita.

Perubahan sikap hati tidak terjadi karena banyaknya berkat, kebaikan yang kita miliki atau banyaknya janji Firman yang kita terima. Perubahan sikap hati terjadi karena 'Kedalaman kita bersama TUHAN' dan ini yang terjadi kepada Yusuf selama dua tahun dipenjara.

Kejadian 45:5 (TB)
Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.

Kejadian 50:20 (TB)

Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.

Yusuf mengalami perubahan sikap hati yaitu :

  • Yusuf memandang hal “pahit” yang terjadi dalam hidupnya sebagai bentuk proses TUHAN mempersiapkan dirinya untuk menggenapi janji yang ia terima.
  • Yusuf mulai memandang bahwa janji yang ia dapatkan bukan untuk agenda pribadinya, tapi semata-mata untuk rencana TUHAN tergenapi dalam hidupnya, yaitu “memelihara hidup suatu bangsa yang besar”
  • Yusuf tidak lagi berfokus kepada hari ini atau masa lalu tapi kepada Visi/Panggilan TUHAN

YESUS MENYEMBUHKAN DI BETESDA (YOHANES 5)

Yesus menyembuhkan di Betesda

Berdamai dengan Masa lalu yang benar, terdapat pula pada kisah Yesus menyembuhkan orang sakit di kolam Betesda yang sakit selama tiga puluh delapan tahun, dimana tak ada seorangpun yang membantu ia bisa masuk ke dalam kolam tersebut.

Yohanes 5:8 (TB)

Kata Yesus kepadanya: ”Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.”

Kisah ini mengajarkan sebuah prinsip untuk seseorang bisa menang dari masa lalu :

  • Get up (Bangun) ~ Berhenti dari segala ketidakakuratan, pelanggaran, dosa dan lain sebagainya yang kita lakukan di masa lalu
  • Lift up (Bangkit) ~ Angkat (Sadar akan identitas kita dihadapan TUHAN), dan buat komitmen untuk hidup dalam janji yang TUHAN sediakan. Jangan berfokus kepada intimidasi dan tipuan yang Iblis buat agar kita meyakini bahwa kita tidak bisa 'move on' dari masa lalu. Percayalah Darah Yesus telah cukup menebus kita.
  • Walk (Berjalan) ~ Maju kedepan (fokus pada perkataan-Nya), hadapi medan pertempuran yang TUHAN siapkan. Atasi setiap kebiasaan, karakter, ketidakuratan dalam hidup kita. Jika orang di Betesda itu hanya berhenti meratapi nasibnya maka ia tidak akan mengalami kesembuhan, tapi ia berjalan ketika Firman datang dalam hidupnya.

#2 BERDAMAI/BERMITRA DENGAN TUBUH KITA

Roma 6:13 (TB)

Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

Tubuh diciptakan bukan untuk dosa atau “lawan” yang merongrong kita keluar dari hadirat TUHAN. Tubuh ini adalah mitra dan sahabat yang harus kita latih untuk menyelesaikan Panggilan yang TUHAN tetapkan. Karena itu penting sekali untuk mendisiplin tubuh supaya berfungsi dengan semestinya.

1 Korintus 9:27 (TB)
Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
1 Corinthians 9:27 (NLT)
I discipline my body like an athlete, training it to do what it should. Otherwise, I fear that after preaching to others I myself might be disqualified.

Kontrol pola makan, tidur dan olahraga kita sehari-hari, jangan terbiasa memakan makanan yang terlalu manis, asin dan lain sebagainya. Ubah kebiasaan buruk yang memperburuk kesehatan kita seperti bergadang, jarang berolahraga, jajan sembarangan dan lain-lain, yang akhirnya mendatangkan penyakit bagi tubuh kita.

Take Your Position untuk melatih dan mendisiplin tubuh, karena jika tubuh sehat. Dan kita terus memastikan konsisten untuk menerima perkataan TUHAN maka sorak-sorai kitapun akan berbeda! Jangan sampai kita justru bersorak-sorai karena kesakitan.

#3 DISIPLIN/JAGA PERKATAAN KITA

Amsal 18:21 (TB)
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

Ada sebuah impresi yang TUHAN ingatkan melalui Kak Yongki akhir-akhir ini mengenai kuasa perkataan yaitu :

“Stop speaking things that God doesn’t speak” ~ Berhenti memperkatakan hal-hal yang tidak TUHAN katakan.

Tutup mulut kita untuk mengeluh, marah, kesal, geram, bergosip dan lain sebagainya. Berhenti memperkatakan kata-kata yang sia-sia untuk diri kita sendiri seperti “Aduh susah banget sih”, “aduh gua ga bisa”, “kenapa begini”, “ish bodoh banget sih gua” dan lain sebagainya.

Berhenti memperkatakan hal yang TUHAN tidak perkatakan mengenai hidup orang lain. Jangan mengamini atau mengiyakan hasil penelitian tertentu sehingga mewajarkan segala bentuk kelemahan-kelemahan manusiawi. Yang harus kita amini dan iyakan hanyalah Firman, perkataan dan janji-Nya.

Terus latih mulut kita untuk senantiasa bersorak-sorai karena perkataan-Nya dengan ekspresif bukan pasif, bahkan lebih pasif dari batu (Lukas 19:40). Ekspresif bukan untuk menunjukkan bahwa kita lebih rohani, lebih baik atau membuat suasana ibadah raya kita menjadi lebih ramai, bersemangat dan lain sebagainya.

Ekpresi sorak-sorai kita menggambarkan keyakinan kita kepada perkataan-Nya yang memampukan kita untuk melewati/memenangkan peperangan dalam hidup kita.

Tiga Hal ini harus menjadi komitmen kita bersama-sama ditahun ini, dan kita akan menonton kemenangan yang TUHAN akan kerjakan dalam hidup kita. “Take Your Position : Stand Still & Watch God’s Victory”

-------------------------------------------------
Disarikan oleh :
Daniel Alexandra (Kamis, 19 Januari 2023)