Mengalahkan Roh Kepasifan

Tulisan berikut ini merupakan rangkuman kotbah (sermon resume) dengan beberapa penyesuaian; Dari Ibadah Raya Minggu House of Perazim Family (HOPE Family) pada tanggal 02 Mei 2021, dengan judul "Mengalahkan Roh Kepasifan" yang bisa di dengar ulang di tautan ini atau di dengar melalui widget dibawah ini :

Minggu yang lalu kita telah belajar untuk menghancurkan kubu-kubu dalam pikiran kita. Kubu-kubu ini harus terus dihancurkan. Karena jika tidak maka kubu-kubu tersebut akan mempengaruhi respon-respon kita di dalam kehidupan.

(Pembahasan Minggu lalu dapat dibaca ulang disini)

Dan Minggu ini kita akan belajar sesuatu yang sederhana, namun sangat penting untuk dijalankan secara konsisten. Karena jika kita tidak konsisten dan berjaga-jaga, maka apa yang dialami oleh Daud dan Elia itu juga yang akan kita alami.

TUHAN sedang mengadakan pemulihan demi pemulihan ditengah-tengah kita, karena kita sedang disiapkan TUHAN dibawa masuk ke level yang baru. Dalam kuasa dan pola pikir yang baru.

Jika kita terus hidup dalam kebenaran firman TUHAN. TUHAN sediakan kuasa untuk melewati api seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Kita tidak akan bisa dikalahkan oleh api dan singa. Artinya, tekanan, ketakutan, kekuatan dan kekuasaan yang sangat besar tidak akan bisa melenyapkan kita. Jika berada di kandang singa, kita tidak akan terluka sedikitpun dan singa itu akan tunduk. TUHAN taruhkan pesan ini kepada kita. Dan kita deklarasikan bahwa ini akan terjadi, ya dan amin!

Tapi hal ini akan terjadi ketika TUHAN di izinkan untuk terus membongkar kehidupan kita.

Yesaya 4:2-4 (TB)

Pada waktu itu tunas yang ditumbuhkan TUHAN akan menjadi kepermaian dan kemuliaan, dan hasil tanah menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi orang-orang Israel yang terluput.
Dan orang yang tertinggal di Sion dan yang tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar.

Jumlah kita memang tidak banyak, tapi kita percaya bahwa kitalah orang-orang Israel yang terluput tersebut. Dan ayat 4 menjadi prasyarat supaya TUHAN dapat menyebut kita kudus. TUHAN sedang berurusan dengan kita begitu kuat. Beberapa bulan terakhir Ia terus mengajar kebenaran firman TUHAN dan terus mengejar hidup setiap kita.

Tidak ada di setiap kita yang akan tenang jika dirumahnya sedang melakukan dosa, membiarkan kesalahan/pelanggaran dan menyembunyikan sesuatu yang mengganjal di hati. Ketidaktenangan ini menunjukkan bahwa TUHAN sedang mengejar hidup kita.

Ia begitu serius mengejar hidup kita, karena Ia ingin membersihkan kekotoran puteri Sion. Dia akan Membersihkan semua, menghapus noda darah. Noda darah Yerusalem bicara tentang "noda dosa" masa lalu. Membereskan dan menghapus semua keburukan di masa lalu supaya tidak ada lagi hubungannya dengan hari ini. Ia membersihkan umat-Nya sedemikian rupa dengan roh yang mengadili dan yang menghanguskan (membakar).

Roh yang mengadili adalah roh yang betul-betul mengejar hidup kita dan menyatakan dengan tegas bahwa ini Benar dan salah. Sehingga kita tidak bisa bermain di daerah abu-abu. Roh yang mengadili akan membuat hal yang biasa kita lakukan menjadi hal yang tidak biasa, sehingga kita akan berubah. Roh ini sedang menghanguskan kita dengan api-Nya.

Yesaya 4:5-6 (TB)

Maka Tuhan akan menjadikan di atas seluruh wilayah gunung Sion dan di atas setiap pertemuan yang diadakan di situ segumpal awan pada waktu siang dan segumpal asap serta sinar api yang menyala-nyala pada waktu malam, sebab di atas semuanya itu akan ada kemuliaan Tuhan sebagai tudung dan sebagai pondok tempat bernaung pada waktu siang terhadap panas terik dan sebagai perlindungan dan persembunyian terhadap angin ribut dan hujan.

Bukti penyertaan TUHAN atas bangsa Israel di padang gurun adalah dengan adanya tiang awan dan tiang api. Ketika TUHAN selesai berurusan dengan gereja-Nya. Dengan membersihkan semua noda darah dan kekotoran puteri Sion. Maka "di setiap pertemuan" yaitu semua yang kita lakukan dan kerjakan TUHAN hadir disitu. TUHAN ada ditengah-tengah kita.

Awan Kemuliaan dalam pembangunan Bait Allah Pertama, sebagai tanda kehadiran-Nya

Ini yang seharusnya menjadi kerinduan kita sama-sama. Kita ada bersama-sama, menyembah, bertumbuh dan membangun rumah-Nya di muka bumi supaya Dia hadir di rumah rohani kita. Sehingga rumah ini menjadi representatif-Nya bagi dunia. Dunia dapat melihat TUHAN dari rumah-Nya, anak-anakNya dan gereja-Nya. Ada perkenanan TUHAN atas apa yang kita kerjakan secara pribadi maupun korporat.

Ciri paling utama jika TUHAN hadir dan ada ditengah-tengah kita, maka roh kita akan terus terbakar, kita tidak akan terus menjadi dingin. Sama seperti seseorang yang tubuhnya kedinginan dan menjadi panas ketika mendekat kepada api unggun atau sumber api.

Hal ini juga yang dialami oleh dua murid TUHAN dalam perjalanan ke Emaus (Lukas 24). Ketika mereka sedang depresi karena Yesus yang akan menolong dan melepaskan mereka dari penjajah justru mati dan mayatnya hilang entah kemana. Yesus menghampiri mereka, tetapi mereka tidak mengenali Yesus. Mereka baru menyadari bahwa Yesus ada di tengah-tengah mereka ketika dilakukan perjamuan.

Lukas 24:31-32 (TB)

Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: ”Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”

Hati kita akan berkobar-kobar atau menyala-nya ketika TUHAN ada ditengah-tengah kita. Inilah yang harus terjadi dan natural/wajar terjadi. Kata menyala-nyala dalam (Roma 12:11) berasal dari kata zeo yang artinya mendidih. "Biarlah rohmu mendidih", panas dan menyala-nyala.

Ketika TUHAN ada ditengah-tengah kita, kita menjadi panas. Sehingga Iblis tidak akan berani datang dan bermain-main ditengah kita. Karena ketika kita panas dengan mudahnya kita akan menolak segala godaan dan dosa yang Iblis lemparkan dalam kehidupan kita. Dosa bukan lagi menjadi beban dan sesuatu yang sulit untuk dilepaskan.

Ketika roh seseorang menyala-nyala dosa akan begitu mudah untuk ditinggalkan.

Iblis tidak bisa mendatangkan ketakutan, dosa, dan lain sebagainya kepada orang yang menyala-nyala. Karena itu Paulus mengingatkan "Janganlah padamkan Roh"
(1 Tesalonika 5:19).

Tetapi Iblis akan menawarkan sesuatu yang lain, yaitu roh kepasifan. Roh kepasifan bukan bicara tentang dosa, melakukan yang jahat, tidak bermoral, atau sesuatu yang bertentangan dengan firman TUHAN. Tetapi ia akan membuat anak-anak TUHAN menjadi tidak kreatif, produktif dan responsif. Semuanya menjadi datar.

Bahkan dalam buku yang berjudul "Mengalahkan Roh Pasif" yang ditulis oleh Bpk. Leonardo A Sjiamsuri. Dikatakan bahwa

roh kepasifan adalah roh pemberontakan yang dilakukan secara pasif.

Jadi bukan roh yang memberontak secara frontal atau terang-terangan. Tapi pemberontakan yang dilakukan secara perlahan (pasif). Seolah-olah menyetujui beberapa hal, tetapi sebetulnya tidak setuju. Sehingga tidak pernah dikerjakan.

Roh kepasifan merupakan silent killer in spirit, pembunuh yang tidak kelihatan di dalam roh kita. Karena memang ia tidak membuat kita berdosa, dan membuat semua seolah baik-baik saja. Padahal kita menjadi tidak produktif, tidak responsif, tidak agresif dan menjadi biasa-biasa.

ROH KEPASIFAN PADA JEMAAT LAODIKIA

Reruntuhan Laodikia

Jemaat Laodikia dalam Wahyu 3:14-22 merupakan salah satu dari ketujuh jemaat yang ditegur oleh TUHAN dengan begitu kerasnya di kitab Wahyu. Keenam jemaat lainnya masih diberikan pujian sebelum ditegur oleh TUHAN. Namun berbeda dengan jemaat Laodikia, padahal di Laodikia tidak ada pengajaran sesat, penganiayaan, atau adanya roh bileam. Tetapi kemarahan TUHAN begitu memuncak kepada jemaat ini.

Laodikia merupakan kota yang sangat kaya raya. Pada tahun 60 masehi kota ini mengalami gempa bumi yang dahsyat dan menghancurkan semuanya. Kota-kota sekitar bahkan Kaisar Roma mencoba untuk memberikan bantuan, tetapi ditolak oleh orang-orang Laodikia. Karena mereka kaya dan mereka mampu membangun kota mereka sendiri. Mereka tidak membutuhkan orang lain.

Domba Hitam & Tekstur Wol Hitam

Tanah mereka begitu subur, terdapat padang rumput yang begitu indah dan disitu mereka berternak domba. Domba mereka menghasilkan bulu berwarna hitam keunguan yang sangat indah. Karena itu dari Laodikia dikenal satu jubah hitam keunguan mengkilat yang merupakan jubah terindah pada saat itu.

Laodikia menjadi pusat perdagangan, perbankan di dunia pada masa itu. Laodikia juga diberkati dengan kepintaran, terdapat sekolah tabib paling populer di kota ini. Bahkan bagi mereka yang mau belajar kedokteran disarankan untuk pergi ke kota ini. Produk pengobatan Laodikia terkenal hebat dan produk yang paling terkenal berupa salep mata dan telinga.

Tetapi mereka menjadi suam-suam, pasif, dan merasa bisa melakukan semuanya sendiri.

Wahyu 3:16-17 (TB)

Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Ketika roh kepasifan ada pada hidup seseorang. Seringkali orang yang mengalaminya tidak sadar bahwa dirinya telah menjadi pasif. Sehingga kita akan kesulitan untuk mendeteksinya. Demikian pula yang dialami oleh jemaat Laodikia, mereka memang memiliki segalanya tetapi sesungguhnya mereka tidak menyadari bahwa mereka melarat, miskin, buta dan telanjang.

Pemandangan dari dekat ke barisan tiang di jalan Laodikia

Karena itu TUHAN menasihati mereka dalam Wahyu 3:18 untuk :

  • Membeli Emas yang telah dimurnikan dalam api ~ Mereka memiliki semuanya, tetapi tidak memiliki emas yang dimurnikan, yaitu hidup yang dibentuk. Orang yang rohnya pasif tidak mau dibentuk karena merasa segala sesuatunya baik-baik saja. Tidak melakukan dosa, tidak memiliki masalah, tidak merugikan atau menyusahkan orang lain. Sehingga tidak merasa perlu untuk disentuh lebih dalam oleh seseorang. Namun hal ini sangat bertentangan dengan pola rumah rohani.

    Dalam pola rumah rohani semua orang berlomba-lomba untuk dibentuk. Kita seperti orang yang menyerahkan diri. Orang yang rohnya menyala-nyala atau mendidih dia akan berkata “bentuk aku”. Dan akan terus mencari dalam aspek mana ia harus dibentuk dan diselaraskan oleh firman.
  • Membeli pakaian putih ~ Mereka begitu bangga dengan jubah hasil kota mereka, yang bahkan dibanggakan oleh seluruh dunia pada masa itu. "Beli pakaian kekudusan" karena dihadapan TUHAN bukan apa yang kita lakukan yang membuat kita layak dihadapan-Nya. Tetapi karena darah Kristus yang telah tercurah bagi kita.
  • Membeli Minyak untuk Melumas Mata ~ Mereka memiliki obat mata yaitu salep mata yang paling hebat/canggih pada masa itu. Tetapi sesungguhnya mata rohani mereka buta.

Kepasifan yang mereka alami membuat TUHAN menegur mereka dengan keras sekalipun tidak terdapat dosa seperti di jemaat lain.

ROH KEPASIFAN PADA DAUD

Ilustrasi Raja Daud (www.myjewishlearning.com)

Daud dalam rohnya yang menyala-nyala begitu hebatnya. Mampu mengalahkan Goliat yang memiliki perawakan dua atau tiga kali dari Daud. Tidak pernah menjamah Saul, menjadi raja Israel, hidup dalam kebenaran dan memiliki keintiman dengan TUHAN. Namun ia yang gagah perkasa pun runtuh ketika roh kepasifan ini mengintai dirinya.

Dalam 2 Samuel 11:1, Daud tinggal di Yerusalem sendirian ketika raja seharusnya pergi berperang. Memang hak Daud untuk memutuskan Ia pergi berperang atau tidak. Tidak pergi berperang pun sebetulnya tidak masalah, karena hal itu tidak membuat Daud menjadi berdosa dihadapan TUHAN. Daud tidak memiliki niat apapun dengan Ia tidak pergi, bahkan niat untuk berzinah dengan Batsyeba sekalipun. Daud tidak pergi karena ia sedang malas atau dingin untuk berperang.

Daud sudah terbiasa mengalahkan dan menumpahkan darah musuh-musuhnya. Karena terbiasa menumpahkan darah, maka TUHAN tidak mengizinkan Daud untuk membangun bait Allah (1 Tawarikh 22:8). Daud dikenal sebagai orang yang suka berperang atau candu perang. Karena sudah terbiasa memenangkan peperangan, Daud menjadi begitu familiar dengan kemenangan dalam peperangan.

www.gettyimages.com

Selain itu Daud juga dikenal dengan pribadi yang Nasionalis. Ia tidak akan segan-segan untuk menghukum orang-orang yang menyakiti bangsanya (2 Samuel 1:14-15). Namun ketika Daud mendengar berita bahwa Uria gugur dalam peperangan (2 Samuel 11:23-24), respon Daud berbeda (2 Samuel 11:25). Daud tidak meratap dan lain sebagainya seperti yang biasa ia lakukan, tetapi justru ia malah menguatkan hati prajurit-prajuritnya untuk melanjutkan peperangan dan memperkuat serangan. Roh kepasifan membuat Daud kompromi dan menganggap hal yang tidak biasa menjadi biasa.

Jangan Izinkan Roh kita Dingin ~ Ketika TUHAN sedang bergerak ditengah-tengah kita sehingga terjadi terobosan rohani kepada saudara seiman, jangan berdiam diri, rindukan terobosan rohani yang sama terjadi atas hidup kita, kejar TUHAN. Jangan tahan ekpresi penyembahan kita, ketika semua menyembah TUHAN dengan ekspresif. Jangan pasif ketika yang lain memberi diri untuk dibentuk.

Jangan berdiam diri ketika TUHAN sedang mengerjakan sesuatu ditengah-tengah kita, libatkan diri kita bersama-sama, jangan biarkan kita tertinggal.

ROH KEPASIFAN PADA ELIA

Elia dihadapan 450 Nabi Baal

Elia terkenal sebagai Nabi TUHAN yang luar biasa. Elia memerintahkan hujan berhenti
(1 Raja-raja 17:1) dan memerintahkan hujan turun (1 Raja-raja 18:41-45). Ia membunuh 450 nabi baal (1 Raja-raja 18:40). Elia mendemonstrasikan kuasa TUHAN yang dashyat, dan melakukan perkara-perkara yang hebat.

Hal ini menunjukkan bahwa Elia memiliki roh yang berkobar-kobar. Namun tidak lama setelah mendemonstrasikan kuasa TUHAN dengan membunuh 450 nabi baal, Elia mengalami ketakutan ketika Izebel mengancamnya (1 Raja-raja 19:1-3). Ia pergi ke padang gurun di Bersyeba dan merasa mau mati karena ketakutan (1 Raja-raja 19:4).

Malaikat TUHAN mengunjungi Elia

Depresi yang dialami oleh Elia membuat ia begitu pasif, tercatat ketika ia diberikan makanan oleh Malaikat ia justru berbaring kembali (1 Raja-raja 19:5), sehingga malaikat TUHAN harus mendatanginya sampai kedua kali (1 Raja-raja 19:7). Dan barulah ia melakukan perjalanan ke Gunung Horeb selama 40 hari.

Ketika ia bermalam di sebuah gua, dan TUHAN bertanya padanya. Elia justru menjawab TUHAN dari dalam gua, cara Elia menjawab TUHAN menunjukan kepasifan nya. Sehingga TUHAN menyuruh ia keluar dan berdiri diatas gunung untuk berbicara dengan-Nya.

Yesus Mengetuk Pintu Rumah

Sikap Elia menjawab dari dalam gua sama seperti sikap jemaat Laodikia di Wahyu 3:20, yang begitu pasifnya dengan kedatangan TUHAN, sehingga TUHAN harus mengetuk pintu rumah mereka. TUHAN yang mengetuk pintu menggambarkan bahwa TUHAN begitu rindu untuk menjamah kehidupan kita, tapi terhalang oleh kepasifan kita, sehingga Ia harus "memohon-mohon" untuk menjamah hidup kita. Orang yang pasif akan malas untuk meresponi "kedatangan" TUHAN dalam hidupnya. Ia akan menganggap aneh ketika TUHAN menjamah orang-orang disekitarnya. Bahkan ketika TUHAN menjamah hidup nya dalam kesehariannya pun ia tidak sadar dan tidak peduli.

Roh kepasifan dalam kisah Elia juga membuat dirinya merasa sendirian. Elia merasa bahwa hanya dirinya yang berjuang untuk TUHAN. Jangan sampai kita berada di dalam rumah rohani tetapi merasa kesepian.

ROH KEPASIFAN PADA SALOMO

Raja Salomo (1 Raja-raja 3:16-28)

Salomo terkenal dengan hikmat nya yang luar biasa (1 Raja-raja 4:29-30). Ia yang membangun bait Allah pertama di bumi
(1 Raja-raja 9:10). Namun akhir hidupnya tercatat sangat menyedihkan, Salomo memiliki 700 istri dan 300 gundik
(1 Raja-raja 11:3). Istri-istrinya ini yang mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain (berhala).

Hati salomo yang condong kepada wanita/banyak istri menggambarkan "Kesukaan". Roh kepasifan akan membuat seseorang menyukai kembali apa yang ia tidak sukai sebelumnya. Ia beranggapan bahwa hanya sesekali melakukan tidak akan berdampak apapun, dari sekali-kali inilah akhirnya seseorang kembali kepada kebiasaan lama nya.

Sebagai contoh jika seseorang sudah lama berhenti dari kebiasaannya menonton film, maka roh kepasifan ini akan mendorong ia untuk mulai sesekali menonton dengan alasan tidak apa-apa jika hanya sesekali. Namun ketika ia turuti, tanpa sadar akhirnya ia kembali kepada kebiasaan menonton film nya seperti dahulu.

Roh kepasifan mengintai orang-orang besar. Ia paling senang dengan orang yang sedang berapi-api. Dia memang seperti singa yang mengaum-ngaum. Terus mengintai kehidupan kita.

Namun bagaimana untuk kita dapat melawan roh kepasifan ini?

#1 BUKA HATI UNTUK DIBENTUK DAN DIAJAR

Ilustrasi Nasihat

Daud mengakui dosanya ketika Nabi Natan datang untuk menegur dan menasihatinya
(2 Samuel 12). Daud memiliki hati yang mau dibentuk sehingga mau ditegur dan dinasehati. Nasihat memang tidak mengenakan bagi daging kita. Karena Kita lebih menyukai sanjungan/pujian dibandingkan sebuah nasihat atau teguran.

Tetapi untuk kita dapat melawan roh kepasifan ini, miliki hati yang mau dibentuk dan diajar. Bukalah hati kita untuk dibentuk dan diajar, janganlah kita bosan dengan nasihat.

Amsal 6:23 (TB)

Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan

#2 TAAT KEPADA APA YANG TUHAN PERINTAHKAN

Ketika TUHAN menyuruh Elia untuk keluar dari gua, tercatat bahwa Elia taat
(1 Raja-raja 11:11). Taatlah dengan apa yang TUHAN sampaikan, ingatkan, atau perintahkan kepada hidup kita. Perintah yang sederhana atau bahkan perintah yang sepertinya mustahil bagi kita untuk lakukan. Belajarlah untuk taat.

#3 CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH

Kegagalan Salomo adalah karena Ia memelihara kesenangan-kesenangannya. Tetapi kita harus mencari kerajaan Allah terlebih dahulu dibandingkan dengan kesenangan kita.

Matius 6:33 (TB)

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Kata "ditambahkan" dalam bahasa Yunani ialah prostithemi (give more) atau ditambahkan lebih banyak. Prostithemi bicara tentang :

  • Pengaruh, sehingga perusahaan-perusahaan/orang-orang besar tidak dapat menolak kita.
  • Orang-orang yang mengikut dan belajar kepada kita

Jangan aneh jika kita sungguh-sungguh mengejar TUHAN dan bertumbuh maka kita akan dihubungkan kembali dengan orang-orang lama yang pernah terhubung dengan kita, dan mereka mulai mengikuti kita. Tanpa kita sendiri mengejar atau melakukan usaha untuk menghubungi mereka.

Dunia sedang mengajarkan kepada kita untuk tidak mengejar Kerajaan Allah. Karena dengan itu kita akan menjadi orang yang "Kuper" (kurang pergaulan), tidak bisa menikmati dunia. Bahkan dikalangan gereja pun ada yang mengatakan jangan terlalu sungguh-sungguh mengikut TUHAN, karena akan membuat kita sulit bergaul, tidak bisa melakukan ini dan itu dan sulit mendapatkan jodoh.

Padahal firman TUHAN sudah menegaskan bahwa semua itu akan ditambahkan kepadamu.

KESIMPULAN :

Mari tetap jaga roh yang menyala-nya karena ini yang natural harus terjadi kepada orang-orang percaya. Pastikan roh kita terbakar. Jangan izinkan kedinginan, kepasifan rohani menimpa kita. Memang roh kepasifan terus mengintai kita, seperti iblis yang mengaum-ngaum. Tetapi biarlah roh kita menyala-nyala. Jika kita merasa dingin atau biasa saja, datang kepada TUHAN berserulah kepada TUHAN minta Ia membakar sesuatu dalam hidup kita.

Yesaya 42:13 (TB)

TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya.

TUHAN yang berperang, Ia yang membangkitkan semangat-Nya, Ia yang bertempik sorak dan Ia memekik. Dia rindu kita terus menyala-nyala. Karena DIA ALLAH yang berperang dengan menyala-nyala. Jika Ia membangkitkan semangatnya, masakan kita umat-Nya tidak membangkitkan diri kita? Jangan izinkan kita biasa, jangan izinkan spirit of familirity ada dalam kehidupan kita sehingga firman tidak lagi “menonjok” dalam kehidupan kita. Jangan sampai yang menonjok dalam hidup kita adalah masalah yang besar.

Sadrakh, Mesakh, Abednego diselamatkan TUHAN

Sadrakh Mesakh Abednego mengalami masalah ketika mereka tidak menyembah berhala dari raja Nebukadnezar . Tetapi masalah menjadi kesempatan untuk membuktikan bahwa Allah Sadrakh Mesakh Abednego adalah Allah yang hebat. Allah yang layak disembah. TUHAN memang bisa saja memakai masalah untuk mengubah kita. Tetapi TUHAN beri firman untuk kita berubah dan membentuk kita. Supaya ketika masalah datang, itu adalah kesempatan untuk kita menyatakan kepada dunia siapa Allah kita dan mempraktekkan Kuasa-Nya.

Jangan izinkan roh kita “memble”, suam-suam dan sebagainya. Hati-hati dengan roh kepasifan yang mengintai kita. Roh Kepasifan Memang membuat kita tidak berdosa, atau melanggar moral. Tetapi membuat kita tidak produktif dan akhirnya jatuh juga ke dalam dosa.

(Ditulis oleh : Daniel Alexandra)