Ilalang dan Gandum
Tulisan berikut ini merupakan rangkuman kotbah (sermon resume) dengan beberapa penyesuaian; Dari Ibadah Raya Minggu House of Perazim Family (HOPE Family) pada tanggal 09 Mei 2021, dengan judul "Ilalang & Gandum" yang bisa di dengar ulang di tautan ini atau di dengar melalui widget dibawah ini :
Firman TUHAN adalah guidance (panduan) dalam hidup kita untuk tetap tinggal dalam Kebenaran-Nya. Tanpa Firman TUHAN kita akan mudah ditipu oleh si jahat, yang hari-hari ini begitu gencarnya menyebarkan tipu daya dibalik masalah dan kegoncangan yang terjadi.
Masalah dan kegoncangan memang sudah dinubuatkan harus terjadi menjelang kedatangan Kristus yang kedua kali
(Matius 24:6-8). Namun banyak dari kita yang terkecoh oleh tipu daya Iblis sehingga berfokus kepada masalah, bencana dan kegoncangan yang ada. Padahal sebagai Gereja-Nya jauh lebih penting untuk kita mengenali apa yang sedang TUHAN kerjakan ditengah badai, masalah, bencana dan kegoncangan yang ada.
Iblis adalah "pendusta dan bapa dari segala dusta" (Yohanes 8:44). Jika Ia tidak berhasil membuat kita jatuh dalam dosa, ia akan membuat kita menyimpang/bergeser dari kebenaran Firman-Nya. Sama halnya dengan apa yang telah kita pelajari Minggu lalu mengenai roh kepasifan.
(Baca juga : MENGALAHKAN ROH KEPASIFAN)
Jika ia gagal untuk menahan kita menjadi radikal maka ia akan membuat kita menjadi pasif, membuat roh kita tidak menyala-nyala dan lambat laun membuat kita tinggal di dalam dosa.
Karena itu penting sekali untuk terus mempertahankan benih kebenaran Firman yang telah ditabur dalam kehidupan kita. Sehingga Iblis tidak bisa terus-menerus menipu kita Gereja-Nya.
Minggu ini kita akan belajar lebih dalam mengenai perumpamaan tentang lalang dan gandum yang merupakan perumpamaan yang sangat populer karena sering dikotbahkan dalam pertemuan-pertemuan ibadah. Namun Firman ini mengandung pengertian yang lebih mendalam dari apa yang telah kita mengerti selama ini. Dan kita berdoa supaya pengertian yang dibukakan ini semakin meneguhkan kita untuk tinggal dalam kebenaran dan ketetapan-Nya. Sehingga tidak ada tipu daya si jahat yang akan bertahan dalam hidup kita.
Matius 13:24-30 (TB)
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: ”Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”

Perumpamaan lalang diantara gandum diberikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya dan kepada orang-orang yang sedang berkumpul bersama-Nya. Lalang adalah tumbuhan seperti rumput yang mirip dengan gandum, tetapi jika sudah tua gandum akan berbuah, berbulir dan menunduk sedangkan lalang akan terus naik. Karena itu jika sudah musim menuai lalang akan begitu mudah untuk dicabut.
Perumpamaan ini tidak dapat dimengerti oleh para murid-Nya sehingga mereka harus bertanya lebih dalam kepada Yesus tentang arti dari perumpamaan tersebut. Dalam Alkitab penjelasan dari perumpamaan ini sempat "terpotong" oleh perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi, baru di Matius 13:36-41 Yesus menjelaskan perumpamaan ini lebih dalam. Dan perumpamaan ini merupakan perumpamaan yang sangat penting untuk kita mengerti.
Ada beberapa poin yang dapat kita ambil dari perumpamaan tersebut antara lain :
- Penabur benih yang baik ~ Yesus Kristus
- Benih yang baik ~ Anak-anak Kerajaan (Bukan bicara Firman tapi anak-anak TUHAN sebagai pelaku Firman)
- Ladang ~ Dunia
- Penabur benih lalang ~ Musuh atau Iblis
- Benih lalang ~ Anak-anak si Jahat
- Waktu Menuai ~ Akhir Zaman yaitu hari-hari ini.
- Para penuai ~ Malaikat
Selama ini kita mengerti bahwa yang dimaksud dengan lalang adalah orang-orang jahat, orang-orang yang tidak mengenal TUHAN dan bukan anak-anak TUHAN. Padahal jika kita membaca Matius 13:24, perumpamaan ini konteksnya sedang berbicara tentang Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah.

Benih lalang ditabur setelah benih yang baik ditabur. Atau jika kita lihat urutan nya jadi seperti ini (urutan A) :
- Benih yang baik ditabur ke ladang, kemudian
- Benih lalang ditabur oleh si jahat.
Jadi jika benih lalang ini baru ditabur setelah benih yang baik ditabur maka sesungguhnya benih lalang ini bukan bicara tentang "orang dunia" (orang yang tidak mengenal TUHAN).
Kita dapat menyimpulkan bahwa lalang adalah "orang dunia" jika yang terjadi sebaliknya seperti ini (urutan B) :
- Benih lalang ditabur ke ladang oleh si jahat, kemudian
- Benih yang baik ditabur oleh penabur benih
Tetapi dalam Matius 13:24-25 (urutan A) yang terjadi. Benih yang baik ditabur pertama kali kemudian baru benih lalang ditabur oleh si jahat. Maka yang dimaksud dengan benih lalang bukanlah orang dunia atau orang jahat melainkan orang baik. Ingat perumpamaan ini konteksnya sedang berbicara tentang Kerajaan Sorga / Kerajaan Allah.
LALANG

Kata "lalang" dalam bahasa Yunani disebut “Zizanion”. Nama tumbuhan nya yaitu darnel atau false grain. Dalam bahasa latinnya dikenal dengan Lolium temulentum. Tanaman ini memang ada di ladang gandum dan bentuknya betul-betul serupa dengan gandum. Kurang tepat memang jika Indonesia menerjemahkan zizanion ini dengan lalang, karena tidak ada tumbuhan lalang yang bisa berbuah dan bentuknya berbeda jauh dengan tanaman gandum.
Pada musim menuai darnel dan gandum akan sama-sama berbulir (berbuah). Bulir dari darnel ini berwarna hitam, pahit dan beracun jika dimakan oleh manusia. Sedangkan bulir gandum berwarna putih dan menyehatkan jika dikonsumsi oleh manusia. Selain itu bulir darnel sering dimanfaatkan pula untuk menjadi pakan ternak ayam.
Dalam sebuah penelitian menjelaskan juga bahwa akar dari darnel dan gandum ini sering bertalian (bekerjasama/berkolaborasi). Karena itu jika dicabut ketika masih kecil gandum dan darnel akan ikut tercabut. Penelitian ini meneguhkan alasan mengapa Yesus membiarkan darnel dan gandum tumbuh bersama sampai waktu menuai (Matius 13:29-30) dan melarang untuk mencabutnya sebelum waktu menuai tiba.
Matius 13:41 (TB)
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Ayat ini menjelaskan tentang kejahatan dari dalam Kerajaan (bukan dari dunia). Kata “kejahatan” yang digunakan dalam
Matius 13:41, sama persis dengan kata kejahatan yang digunakan dalam Matius 7:23 yang dalam bahasa Yunani disebut “anomia”.

Jadi orang-orang jahat pada Matius 13:41 bukanlah pemerkosa, pembunuh, penipu atau lain sebagainya. Tetapi justru darnel menurut Matius 7:22 yaitu :
- Orang-orang yang bernubuat,
- Orang-orang yang melakukan mujizat,
- Orang-orang yang menyembuhkan orang sakit,
- Orang-orang yang mengusir setan
Darnel adalah orang-orang yang baik bukan orang-orang jahat. Bahkan ada yang menafsirkan bahwa darnel adalah orang-orang percaya. Darnel merupakan orang-orang yang bersama dengan gandum, sama-sama menyembah TUHAN bahkan sama-sama melayani TUHAN dan juga bisa jadi saudara seiman kita sendiri.
Mereka adalah orang-orang yang dalam Matius 22 (perumpamaan raja yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya) :
- Orang yang di dalam pesta tapi tidak menggunakan pakaian pesta (Matius 22:12),
- Orang-orang undangan yang ada dalam Kerajaan Allah tetapi tidak menghargai kerajaan Allah (Matius 22:5).
Darnel adalah orang baik yang hidupnya seolah-olah seperti orang "Kristen sejati”. Itulah mengapa kita harus belajar Firman TUHAN secara akurat untuk memastikan bahwa kita adalah gandum dan bukan darnel, kita harus menjadi pribadi seperti yang TUHAN rindukan dan bukan sebaliknya.

Penting untuk kita "menguji"
(1 Tesalonika 5:21 & Efesus 5:10) keberadaan hidup kita hari-hari ini seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus dan "menyelidiki" seperti yang dikatakan oleh Pemazmur
(Mazmur 26:2). Sangat berbahaya jika kita merasa bahwa diri kita adalah gandum padahal sesungguhnya kita adalah darnel.
Kita tidak boleh puas jika hari ini hanya dikenal sebagai orang baik. Sangat berbahaya jika kita belajar living in God's power tetapi kita sendiri adalah darnel. Memang ketika kebenaran ini dibukakan rasanya "berat" tetapi TUHAN menegaskan bahwa ini adalah Ketetapan-Nya.
KETIDAKSADARAN DARNEL

Ironisnya darnel sendiri memang tidak menyadari bahwa dirinya adalah darnel. Darnel sering merasa bahwa dirinya adalah gandum. Kisah dalam Yohanes 8:37-44 menegaskan hal ini. Dalam Yohanes 8:37, Yesus sedang berbicara dengan para ahli taurat (orang-orang yang ahli dalam teologia). Orang-orang Farisi adalah orang yang saleh dan baik. Tetapi mereka bangga dengan kebaikan dan kesalehan mereka. Mereka terjebak dalam aturan-aturan keagamaan. Ahli taurat dan orang farisi menggambarkan orang-orang yang baik, saleh dan tahu akan kebenaran Firman TUHAN.
Kemudian pada Yohanes 8:38, Yesus mulai membuat sebuah “perbedaan” dengan menegaskan bahwa siapa Bapa Yesus dan siapa “bapa” orang-orang Farisi dan Ahli Taurat. (Ayat 39) para ahli taurat dan Farisi mengatakan bahwa bapa mereka adalah Abraham. Tapi Yesus kembali menegaskan jika bapa mereka adalah Abraham tentu mereka melakukan apa yang Abraham lakukan yaitu ‘Taat kepada TUHAN’.

Namun dalam (ayat 41) mereka mulai merendahkan Yesus dan berkata bahwa Allah adalah bapa mereka. Kemudian dalam Yohanes 8:42-43, Yesus menegaskan bahwa jika Allah adalah bapa mereka, tentu mereka seharusnya mengasihi Yesus dan bukan menjadi musuh Yesus. Di (ayat 44) barulah Yesus menjelaskan/membukakan dengan lantang kepada mereka, bahwa Iblislah yang menjadi bapa mereka.
Yohanes 8:44 (TB)
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Para Ahli Taurat dan orang Farisi tidak menyadari siapa mereka, sehingga dengan percaya diri mereka merasa bahwa bapa mereka adalah Allah itu sendiri. Mereka mengira bahwa mereka adalah gandum padahal sesungguhnya mereka adalah darnel, dan ironisnya mereka tidak sadar, sehingga Yesus harus berkata dengan "keras" untuk menyadarkan keberadaan hidup mereka.
Bagaimana untuk kita dapat memastikan bahwa kita adalah gandum dan bukan darnel?
#1 JAGA KEINTIMAN KITA DENGAN TUHAN

Kita harus membiasakan diri untuk "berlama-lama" dalam hadirat TUHAN. Kita harus alami sesuatu dan terobosan dalam penyembahan dan keintiman kita dengan TUHAN. Jangan biarkan kita sibuk dengan segala urusan, pekerjaan/tanggung jawab yang membuat kita tidak mengalami persekutuan dengan TUHAN. Jangan anggap ringan jika dalam penyembahan kita kepada TUHAN rasanya "datar" dan tidak bergelora.
Kata "mengenal" dalam Matius 7:23, berasal dari bahasa Yunani yaitu “ginosko” (intim). Kata ginosko ini sama dengan "Yada" dalam bahasa Ibrani yang memiliki pengertian "Hubungan seksual antara suami dan istri". Maka bunyi lain dari ayat ini adalah :
- "AKU tidak ginosko dengan kamu", atau
- "AKU tidak punya keintiman dengan engkau"
Kata “mengenal” dalam Kisah Matius 25:12 tentang perumpamaan gadis bodoh dan gadis bijaksana berasal dari kata “eido” dalam bahasa Yunani yang memiliki pengertian :
- Tidak berpengatahuan
- Tidak merasakan
Jadi ketika 5 gadis bodoh meminta untuk masuk ke perjamuan kawin. TUHAN menjawab :
- “AKU tidak eido dengan kamu”
- "AKU tidak tahu siapa kamu”
- "AKU tidak pernah merasakan kamu" (TUHAN tidak memiliki data/memori tentang wanita-wanita ini)
Kata “ginosko” selalu berpadanan dengan kata “eido”. Hal ini menjelaskan bahwa keintiman kita dengan TUHAN merupakan hal yang tidak dapat kita tawar-tawar lagi. Hal ini mutlak harus kita alami, kita tidak bisa beralasan bahwa dengan kita bekerja maka kita sedang menyembah TUHAN, memang benar bekerja adalah bentuk penyembahan. Tetapi itu tidak bisa menggantikan waktu intim kita dengan TUHAN.

Tidak ada seorang suami atau istri yang sedang melakukan hubungan seksual (hubungan intim) tetapi sambil melakukan pekerjaan lain. Semua aktivitas pasti berhenti termasuk pekerjaan/tanggung jawab ketika sedang berhubungan intim. Sebuah kebohongan jika suami atau istri berkata "saya bisa intim dengan suami atau istri saya sekalipun saya sambil bekerja".
TUHAN lebih mencari waktu yang kita berikan kepada DIA, dibandingkan tingginya persembahan yang diberikan dari hasil usaha/pekerjaan kita. Atau banyaknya pelayanan/tanggung jawab/aktivitas yang kita kerjakan untuk DIA. Berilah waktu untuk kita intim dengan TUHAN hingga Ia memiliki kenangan/memori (eido) tentang kita. Sampai Ia bisa merasakan kehadiran dan keberadaan kita. Sampai TUHAN berkata "engkau Intim dan aku merasakan bahwa kau ada".
5 gadis bodoh dalam Matius 25 bukanlah orang-orang jahat justru merupakan orang-orang baik namun mereka diusir karena mereka tidak ginosko dengan TUHAN dan TUHAN tidak eido kepada mereka. Mari kita ginosko dengan TUHAN sehingga Ia eido kepada kita, karena kita gandum dan bukan darnel. Gandum harus memiliki ketergantungan penuh kepada TUHAN. Pastikan kita tidak tertipu oleh si jahat yang memberi tipuan untuk kita menjadi pasif seperti darnel yang menjadikan keintiman dengan TUHAN sesuatu yang biasa kita lewatkan dan tidak menjadi prioritas.
#2 TERUS ALAMI KEMATIAN DAGING
Yohanes 12:24 (TB)
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Kematian daging harus kita alami supaya kita berbuah. Zakharia 13:7-9 bicara tentang umat sisa yang jumlahnya sepertiga dimana mereka akan dimurnikan. Di hari-hari terakhir atau di musim tuaian yaitu sekarang, TUHAN akan memisahkan gandum dengan darnel. Dalam buku 'Jesus is Coming Soon' penulis menuliskan tentang “umat sisa”. Umat sisa inilah yang dimaksud dengan gandum yang dipisahkan dari darnel. Gandum dan darnel memang mirip, tetapi buahnya berbeda, Matius 7:20 sudah menegaskan hal ini.
Karena itu kematian daging adalah sesuatu yang mutlak harus kita alami di akhir zaman ini, itu merupakan kodrat dari gandum. Kita dibentuk dan dimurnikan memang "menyakitkan" namun kita harus diubahkan oleh Firman-Nya dibanding dengan masalah yang kita hadapi. TUHAN bisa saja memakai masalah untuk mengubahkan kita, tetapi bukan itu tujuan utama adanya masalah. Masalah adalah sebuah kesempatan untuk kita menyaksikan Allah kita yang hebat!
Kedagingan kita harus terus menerus dipotong di dalam keintiman kita dengan TUHAN. Didalam keintiman semua terpampang (terbuka) dengan jelas hal-hal apa saja yang perlu diubahkan oleh Firman, dari hal yang dibukakan inilah akhirnya kita potong dengan Kebenaran-Nya.
#3 KITA MEMBUTUHKAN BAPA ROHANI

Amsal 21:2 (TB)
Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
Kita butuh bapa rohani yang mengarahkan hidup kita untuk memastikan hidup dalam kebenaran. Fokus gandum bukanlah menilai/membandingkan diri dengan darnel. Fokus gandum adalah intim dengan TUHAN sehingga terjadinya kematian daging dan ada bapa rohani/orang yang berotoritas secara rohani mengarahkan hidup kita dalam kebenaran.
Yesus mati untuk kita bukan sebagai juru selamat saja, tetapi sebagai Raja. Kita hanya bisa menjadikan Yesus sebagai Raja ketika kita telah menjadikan Ia sebagai juru selamat. Jadi keduanya harus kita alami, ketika lahir baru kita tidak bisa memilih Yesus hanya menjadi TUHAN saja tetapi tidak mau diubahkan. Jika ia adalah raja kita harus mengalami terus kematian daging, pengudusan dan diubahkan (Ibrani 12:14).

Kita harus bersemangat dengan pemurnian yang TUHAN kerjakan. Karena bukti DIA menjadi Raja dalam kehidupan kita bukan hanya bicara tentang mengadakan mujizat, kuasa, mengerjakan hal-hal hebat atau supranatural dan lain sebagainya. Bukti DIA menjadi RAJA, hidup kita akan seperti Kristus. Hidup kita menunjukkan siapa Raja dalam kehidupan kita.
Jangan bermimpi jadi orang hebat, tetapi bermimpilah menjadi orang yang melakukan kehendak Allah.
Tidak salah menjadi orang hebat, dengan menjadi orang hebat kita bisa berdampak lebih besar dan itu memang baik. Tetapi kita harus bermimpi menjadi orang yang melakukan kehendak Allah, karena jika kita jadi orang yang melakukan kehendak Allah kita pasti menjadi orang yang hebat. Belum tentu dengan menjadi orang hebat kita dapat memuliakan TUHAN. Tetapi jika kita menjadi orang yang melakukan kehendak Allah yang dimuliakan dari hidup kita adalah TUHAN itu sendiri.
Tidak ada yang salah dengan menjadi orang hebat, tetapi jangan sampai motivasi kita melakukan hal-hal besar adalah supaya kita dipuji, dianggap hebat dan lain sebagainya. Jangan sampai terselip kedagingan dalam hidup kita. Motivasi kita melakukan banyak hal supaya orang lain diberkati dan memuliakan nama TUHAN (bukan memuliakan kita) seperti yang dikatakan oleh Matius 5:16.
Matius 5:16 (TB)
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Seringkali kita ingin terang kita bercahaya supaya orang melihat kebaikan kita dan memuliakan nama kita sendiri. Matius 5:16 hanya bisa dilakukan oleh mereka yang terus mengalami kematian daging.
Ketika orang melihat perbuatan baik kita, seharusnya mereka melihat Allah dalam kehidupan kita. Jika perubahan hidup kita kecil orang lain dapat melihat apa? Orang hanya bisa bisa melihat Allah dalam hidup kita, ketika perubahan hidup yang kita alami adalah perubahan hidup yang signifikan!
Orang yang terkenal pemarah sekarang menjadi sabar, orang yang terkenal sombong sekarang begitu rendah hati. Itulah perubahan signifikan sehingga orang lain dapat melihat Allah dari perubahan hidup kita.
KESIMPULAN :
Dalam Matius 7:22-23 TUHAN menampik orang-orang hebat. Padahal jika kita lihat orang-orang tersebut tidak sedang bermegah dengan apa yang mereka lakukan. Tapi justru mereka sedang memohon kepada TUHAN. Mereka melakukan banyak hal dengan motivasi “semuanya untuk TUHAN”. Namun TUHAN mau tegaskan bahwa :
"sebaik-baiknya darnel tetap dia bukan gandum!"
Itu sudah menjadi Ketetapan-NYA, TUHAN mencari gandum dan bukan darnel. Karena hanya kualitas gandum lah yang akan TUHAN pakai untuk memberi makan bangsa-bangsa.
(Ditulis oleh : Daniel Alexandra)