Menyelaraskan Pikiran Sadar & Tidak Sadar

Tulisan berikut ini merupakan rangkuman kotbah (sermon resume) dengan beberapa penyesuaian; Dari Ibadah Raya Minggu House of Perazim Family (HOPE Family) pada tanggal 04 Juli 2021, dengan judul "Menyelaraskan Pikiran Sadar & Tidak Sadar" yang bisa di dengar ulang di tautan ini atau di dengar melalui widget dibawah ini :

Seluruh dunia sedang mengalami ketakutan, kekhawatiran dan lain sebagainya. Bahkan Indonesia sedang mengadakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, dikarenakan virus COVID-19 ini.

Tetapi percayalah bahwa perlindungan TUHAN yang kuat ada bagi kita semua anak-anakNya, seberapa hebat virus dan sakit penyakit yang melanda atas hidup kita, itu tidak akan melewati "batas" yang telah TUHAN buat atas hidup kita.

Seperti yang dikatakan oleh Firman TUHAN dalam :

Yeremia 5:22 (TB)

Masakan kamu tidak takut kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN, kamu tidak gemetar terhadap Aku? Bukankah Aku yang membuat pantai pasir sebagai perbatasan bagi laut, sebagai perhinggaan tetap yang tidak dapat dilampauinya? Biarpun ia bergelora, ia tidak sanggup, biarpun gelombang-gelombangnya ribut, mereka tidak dapat melampauinya!

Ayub 38:11 (TB)

ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!

Janji TUHAN ini yang harus kita pegang bersama-sama bahwa seperti pantai yang TUHAN tetapkan sebagai garis batas antara air laut dengan daratan. Maka air laut sebesar apapun tidak dapat melewati batas yang sudah TUHAN buat.

Mungkin bisa saja ada gelombang besar seperti Tsunami yang menghantam batas tersebut, tetapi gelombang air itu tidak akan bisa terus berlama-lama melewati batas tersebut, air itu akan kembali lagi ke laut.

Seberapapun menakutkan nya virus COVID-19 ini, percayalah bahwa TUHAN sudah memberi batas kepada anak-anakNya, kita bisa saja bergejala, mengalami demam, muntah, meriang, batuk, mual dan lain sebagainya. Tetapi perlindungan TUHAN yang sempurna akan membuat segala virus dan sakit penyakit, tidak akan mampu melewati batas yang telah TUHAN buat dalam kehidupan orang percaya!

Minggu yang lalu Kak Marlinang sudah membagikan dan meneguhkan kembali bahwa kepergian saudari kita Kak Stella di tengah-tengah kita telah menjadi benih Kasih Persaudaraan di dalam Rumah Rohani ini. Sekarang ia telah menjadi saksi-saksi iman (Ibrani 12:1) yang melihat kita dalam pertandingan iman kita selama di dunia dan Ia merupakan Saksi Iman yang mengenal kita dan yang kita kenal.

Secara sadar kita semua tahu bahwa kepergian Kak Stella adalah benih, teladan iman, bukti kebaikan TUHAN, dan ada rencana besar yang TUHAN akan kerjakan ditengah-tengah Rumah Rohani kita. Tetapi secara alam bawah sadar mungkin masih banyak pertanyaan demi pertanyaan yang membuat kepergiannya tidak mudah kita terima begitu saja.

(www.shutterstock.com)

Inilah yang disebut dengan tidak samanya atau tidak selarasnya pikiran sadar dan tidak sadar yang kita miliki. Secara sadar tidak ada keraguan dengan apa yang TUHAN izinkan terjadi ditengah-tengah kita, tetapi secara tidak sadar mungkin kita masih menyimpan berbagai pertanyaan mengapa ini semua terjadi?

Karena itu Minggu ini kita akan belajar untuk menyelaraskan pikiran sadar dan tidak sadar yang kita miliki. Harus ada pembersihan, supaya kedepan kita tidak kesulitan untuk taat, melakukan banyak hal bersama dengan TUHAN.

KETIDAKSELARASAN PIKIRAN

Kisah Petrus berjalan diatas air dalam Matius 14:28-30 menjadi contoh nyata tentang ketidakselarasan pikiran sadar dan tidak sadar. Secara tidak sadar Petrus melihat TUHAN ditengah badai dan ketika TUHAN menyuruhnya datang Ia reflek dan segera menghampiri TUHAN, sehingga ia dapat berjalan diatas air.

Namun setelah beberapa saat ia berjalan, pikiran sadar (logika) nya mulai tersadar bahwa ia telah jauh dari teman-teman, kapal dan sedang berada ditengah-tengah badai tersebut. Kesadaran inilah yang membuat Petrus mulai tenggelam.

www.shutterstock.com

Sama halnya dengan yang dialami oleh Yunus, secara sadar Yunus mengakui pertobatan nya kepada TUHAN untuk memberitakan keselamatan kepada bangsa Niniwe ketika Ia berada di perut ikan selama tiga hari lamanya (Yunus 1:17).

Namun ketika Bangsa Niniwe mengalami pertobatan karena berita yang ia sampaikan, Yunus justru tidak merasa senang dengan pertobatan tersebut. Bahkan Yunus menjadi marah dengan TUHAN, hal ini terjadi karena di alam bawah sadarnya, Yunus menyimpan kemarahan kepada orang-orang Niniwe.

Ketikdaselarasan pikiran sadar dengan tidak sadar akan menjadi penghambat dan mengurangi efektivitas kita dalam melayani TUHAN dan memanifestasikan kuasa-Nya.

Amsal 4:23 (TB)

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Amsal 4:23 (VMD)

Di atas segala-galanya, hati-hatilah terhadap yang kaupikirkan karena pikiranmu mengendalikan hidupmu.

Kata "hati" berasal dari kata "Leb" yang artinya pikiran. Jadi terjemahan Versi Mudah Dibaca (VMD) ini benar mengatakan bahwa pikiran kita inilah yang mengendalikan hidup kita.

Menurut Ilmu Psikoanalisis pikiran manusia terdiri dari tiga yaitu The Id, The Ego, dan The Super Ego. The Id inilah yang disebut dengan alam bawah sadar. Ia merekam segala sesuatu yang dipikirkan oleh alam sadar kita baik emosi, situasi dan kondisinya.

Ketika seseorang mengalami sakit hati, The Id ini merekam kemarahan, kekecewaan, kekesalan, dan kondisi lainnya. Sehingga secara sadar orang tersebut mungkin sudah melepaskan pengampunan, tetapi alam bawah sadarnya belum sampai ke titik untuk mengampuni tersebut.

Hal ini yang menyebabkan kita enggan untuk berkomunikasi, bahkan menghindar ketika bertemu dengan orang yang membuat kita kecewa, sakit hati, dan lain sebagainya.

TERBATASNYA KUASA DINYATAKAN

Dalam Matius 17:14-20 murid-murid Yesus yang sudah piawai untuk memanifestasikan Kuasa TUHAN, diutus berdua-dua untuk melayani orang sakit, kerasukan dan lain sebagainya.

Namun tiba-tiba dalam Matius 17:16, mereka tidak dapat menyembuhkan seorang yang sedang sakit ayan. Sehingga orang yang sakit ayan itu harus dibawa kepada Yesus dan baru mengalami kesembuhan.

Ketika murid-murid bertanya kepada Yesus mengapa mereka tidak dapat memanifestasikan Kuasa TUHAN seperti biasanya, Yesus menegur ketidakpercayaan atau kekurangan percayaan mereka (Ayat 20).

Masalah yang murid-murid Yesus hadapi bukanlah karena mereka kekurangan kuasa, dan lain sebagainya. Jika masalah mereka karena kekurangan kuasa, tentu Yesus akan menumpangkan tangan atas mereka.

www.shutterstock.com

Tetapi masalah yang mereka hadapi, terletak pada alam bawah sadar mereka. Secara sadar murid-murid Yesus percaya akan Kuasa Yesus, tetapi di alam bawah sadar, mereka masih menyimpan ketakutan, kegagalan akan masa lalu.

Amsal 4:23 mengingatkan kita untuk menyelaraskan pikiran sadar dan tidak sadar, karena itu akan mempengaruhi kehidupan kita dan salah satu cara untuk kita dapat mengalami GLOW (Growing & Living In God's Power).

Pikiran sadar dan hati (alam bawah sadar) kita harus selaras dengan Firman TUHAN supaya kita bisa memanifestasikan Kuasa TUHAN kapanpun, dan percayalah apa yang sedang dialami oleh Rumah Rohani ini semata-mata karena TUHAN sedang melatih setiap kita.

KARYA SALIB KRISTUS

Ibrani 9:14 (TB)

betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Ibrani 9:14 (FAYH)

bayangkan saja, betapa pastinya darah Kristus mengubah kehidupan serta hati kita. Pengurbanan-Nya membebaskan kita dari keharusan menaati peraturan lama dan menjadikan kita ingin melayani Allah yang hidup. Sebab dengan pertolongan Roh Kudus yang kekal, Kristus rela memberikan diri-Nya sendiri kepada Allah untuk mati bagi dosa kita. Ia sendiri sempurna, tanpa suatu dosa atau kesalahan apa pun.

Hati nurani sering disebut juga dengan alam bawah sadar (subconscious). Alam bawah sadar kita memang berada dibawah pengaruh pikiran dosa, sehingga tanpa sadar kita mentaati peraturan yang lama. Kita bersyukur bahwa Darah Yesus di kayu salib sudah menyucikan alam sadar dan tidak sadar ini.

Namun orang yang diluar TUHAN, mereka akan kesulitan untuk membersihkan pikiran alam bawah sadar mereka. Sehingga mereka harus mempelajari ilmu Neuro-linguistic programming (NLP) dengan bermeditasi.

Tetapi anak-anak TUHAN tidak perlu melakukan hal tersebut karena Karya Penebusan
yang Yesus lakukan itu sudah lebih dari cukup.

Karya-Nya telah menjadikan kita ciptaan baru (2 Korintus 5:17) sehingga pikiran sadar dan tidak sadar kita dapat diselaraskan, dibaharui terus menerus oleh Firman-Nya.

FIRMAN DALAM HATI
DAN AKAL BUDI

Ibrani 8:10 (TB)

”Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah firman Tuhan. ”Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

TUHAN menaruh Firman atau Hukum-Nya dalam pikiran sadar (akal budi) dan tidak sadar (hati). Dalam terjemahan Firman Allah yang Hidup (FAYH) supaya mereka dapat mengerti kehendak TUHAN, mereka dapat mengerti bagaimana cara pikir TUHAN.

Ibrani 8:10 (FAYH)

Tetapi inilah perjanjian baru yang akan Kuadakan dengan umat Israel," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menuliskan hukum-hukum-Ku dalam akal budi mereka, sehingga mereka akan tahu apa yang Kuharapkan dari mereka. Hukum-hukum itu akan tercantum dalam hati mereka, sehingga mereka ingin mematuhinya. Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

"Akal budi" berasal dari kata "dianoia" yang berarti imajinasi, sedangkan kata "hati" berasal dari kata "kardia" yang berarti :

  • Yang terdalam
  • Passion (hasrat)
  • Jiwa yang sangat dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan

Dalam versi FAYH, TUHAN rindu untuk kita memiliki Passion untuk melakukan kehendak TUHAN.

Karena itu untuk menyelaraskan pikiran sadar dan tidak sadar, kita harus membaca dan merenungkan Firman TUHAN dengan di deklarasikan dan di imajinasikan (dianoia).

#1 MENYELARASKAN PIKIRAN : LAMBANO

Yohanes 1:12 (TB)

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya

Kata "Menerima" berasal dari kata "lambano" yang memiliki pengertian :

  • Mengambil dengan kedua tangan
  • Berbicara secara aktif
  • Bergerak secara aktif

Mengambil dengan kedua tangan berarti kita secara aktif mengaminkan / meng-iyakan Firman yang kita terima dari TUHAN. Kita tidak memberi respon yang seadanya
(contoh : hanya mengangguk-angguk saat menerima Firman). Perkatakan, deklarasikan Firman yang kita terima tersebut! Jangan diam dan pasif.

Maria & Malaikat TUHAN

Lukas 1:38 (TB)

Kata Maria: ”Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Maria melakukan lambano dalam Lukas 1:38, ketika Firman datang kepadanya bahwa Ia akan mengandung bayi Yesus. Sikap seperti Maria inilah yang harus kita miliki dan lakukan sebagai anak-anak TUHAN.

Ketika Firman datang dalam hidup kita melalui saat teduh atau perenungan Firman secara pribadi. Ekpresikan, perkatakan, deklarasikan, imajinasikan (dianoia), jangan diam dan pasif!

Tujuan kita mengimajinasikan (dianoia), mendeklarasikan, memperkatakan Firman yang kita terima adalah supaya alam bawah sadar kita, menerima Firman yang kita terima secara sadar. Sehingga Firman itu sampai kepada pikiran dan hati kita! Pikiran sadar dan tidak sadar kita diselaraskan dengan Firman-Nya.

Beberapa ahli menggambarkan bahwa alam bawah sadar kita ini seperti sebuah Ladang, dan alam sadar kita seperti seorang Petani. Ladang (alam bawah sadar) akan menerima benih baik maupun benih jahat yang ditaburkan oleh si Petani (alam sadar). Karena itu baik buruknya alam bawah sadar kita, itu ditentukan oleh apa yang kita lakukan secara sadar.

Karena itu penting untuk kita berdoa dari apa yang kita tangkap dari Firman TUHAN. Berhenti berdoa berdasarkan pikiran dan perasaan kita sendiri.

Hal Ini juga yang menjadi alasan mengapa kita harus konsisten untuk mencatat dan menghafal Firman yang kita terima, supaya kita dapat berdoa, mendeklarasikan, dan berimajinasi berdasarkan Firman tersebut.

Lambano juga seperti seseorang yang tidak sungkan mengekspresikan ketertarikan dan segera mengambil dengan kedua tangannya ketika ia ditawari sesuatu dengan cepat.

Contoh jika seseorang ditawari dengan makanan enak, maka Ia tidak akan sungkan untuk berkata “ya saya mau” dan segera mengulurkan tangan untuk menerima makanan yang telah ditawarkan tersebut.

Maria dan Yusuf

Selain itu Lambano juga bicara bergerak secara aktif mengambil dengan cepat tanpa berpikir banyak hal. Ketika Maria menerima Firman bahwa ia akan mengandung bayi Yesus sebelum menikah atau bersuami. Maria secara sadar lebih memilih untuk mengambil Firman itu dibandingkan ia harus berpikir banyak hal mengenai resiko yang akan ia hadapi.

Maria mengambil dan siap untuk menerima harga yang harus ia bayar secara sadar.

Lambano berbeda halnya dengan seseorang yang melakukan segala sesuatu berdasarkan emosi sesaat. Seperti Petrus yang secara emosional melakukan segala sesuatu untuk Yesus tanpa berpikir panjang setelah melakukannya.

Ketidakselarasan pikiran bawah sadar dan sadar hanya membuahkan emosi sesaat yang satu kali akan menghentikan langkah kita dalam melayani TUHAN.

#2 MENYELARASKAN PIKIRAN : MEMIKIRKAN HAL YANG SESUAI DENGAN KEBENARAN

www.xframe.io

Roma 8:5-6 (TB)

Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Alam Bawah sadar kita tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, data di dalamnya dikendalikan oleh apa yang ditangkap, direkam, diterima oleh Alam sadar kita. Karena itu Pikiran sadar ini yang menentukan/memutuskan hal-hal apa saja yang akan memenuhi alam bawah sadar kita.

Dipenuhi dengan hal-hal yang negatif seperti percabulan, pikiran kotor, pornografi dan lain sebagainya, atau dipenuhi dengan hal-hal yang positif.

www.shutterstock.com

Beberapa ahli menggambarkan pula bahwa Alam Bawah Sadar ini seperti Bandara dan Alam sadar seperti menara jaga yang mengizinkan pesawat apa saja yang dapat mendarat di Bandara tersebut, Ilustrasi ini mendekati dengan apa yang dimaksud oleh Roma 8:5-6.

Kita harus selektif akan segala sesuatu yang ditangkap oleh panca Indra kita. Karna seluruh aktivitas tersebut akan direkam oleh Pikiran Sadar dan tersimpan sebagai data di Alam Bawah Sadar. Bahkan menghasilkan produk visual / imajinasi dari aktivitas Pikiran Bawah Sadar yang lambat laun dapat mempengaruhi emosi dan perilaku kita.

Supaya terjadi keselarasan antara keduanya, Firman TUHAN mengajarkan dalam :

Filipi 4:8 (TB)

Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Filipi 4:8 (FAYH)

Saudara sekalian yang saya kasihi, pada akhir surat ini saya ingin mengatakan satu hal lagi. Arahkanlah pikiran Saudara kepada hal-hal yang benar, yang baik, dan yang adil. Renungkanlah hal-hal yang murni dan indah, serta kebaikan dan keindahan di dalam diri orang lain. Ingatlah akan hal-hal yang menyebabkan Saudara memuji Allah dan bersukacita.

Firman ini mengajarkan untuk kita memikirkan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, yang sedap didengar, kebajikan, dan berbagai hal yang positif dalam keseharian kita. Namun dalam versi FAYH, Firman ini juga mengajarkan cara kita berpikir terhadap orang lain.

TUHAN mengajarkan kita untuk membuang semua ganjalan di dalam hati dan pikiran buruk kepada orang lain. Ketika kita memiliki pikiran yang buruk atau salah kepada orang lain maka kita akan kesulitan menghidupi Firman dalam Filipi 4:8 ini.

Kita akan kesulitan untuk berespon benar memberi senyum, salam, dan berkomunikasi dengan baik, dan lain sebagainya kepada orang lain bahkan yang telah menyakiti kita.

Jangan sampai kita sebagai Anak TUHAN tersandung karena memikirkan hal-hal yang tidak baik kepada orang lain terutama terhadap Saudara Seiman. Mari kita mulai mendisiplinkan pikiran kita sehari-hari dan pikiran terhadap orang lain serta membuang segala kekhawatiran tentang masa depan.

Mulai biasakan diri memikirkan hal-hal yang dari Roh sehingga Alam Bawah Sadar kita juga memikirkan hal-hal tersebut dan mampu memanifestasikan Kuasa-Nya dengan konsisten.

Penulis : 
Daniel Alexandra & Margaretha Napitupulu
Editor : 
Daniel Alexandra